Bursa Asia Ditutup Mixed, STI Melesat, Tapi Shanghai Ambles

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
09 March 2022 17:13
Bursa Asia
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik ditutup beragam pada perdagangan Rabu (9/3/2022), di mana pasar saham Jepang, China, dan Hong Kong kembali terkoreksi karena investor khawatir dengan risiko inflasi.

Indeks Nikkei Jepang ditutup melemah 0,3% ke level 24.717,529, Hang Seng Hong Kong terkoreksi 0,67% ke 20.627,71, dan Shanghai Composite China ambles 1,13% ke 3.256,39.

Sedangkan indeks Straits Times Singapura ditutup melonjak 1,48% ke level 3.195,38, ASX 200 Australia melesat 1,04% ke 7.053, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir terapresiasi 0,74% ke posisi 6.864,44.

Sementara untuk indeks KOSPI Korea Selatan pada hari ini tidak dibuka karena adanya pemilihan umum (pemilu) Presiden.

Dari China, inflasi dari sektor produsen (producer price index/PPI) pada Februari turun ke laju tahunan paling lambat dalam delapan bulan karena efek musiman dari liburan Tahun Baru Imlek.

NBS melaporkan PPI Negeri Panda naik 8,8% pada bulan lalu, lebih rendah dari kenaikan pada Januari lalu sebesar 9,1%.

Meski kembali menurun, tetapi analis memperkirakan PPI akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang karena adanya lonjakan harga komoditas global.

Sementara dari sektor konsumen, Indeks Harga Konsumen (IHK) China pada bulan lalu dilaporkan stagnan di level 0,9% secara tahunan (year-on-year/YoY). Sedangkan secara bulanan (month-on-month/MoM), IHK China naik menjadi 0,6%.

Di lain sisi, sentimen di China juga kembali memburuk karena investor mengharapkan pemerintah China untuk meluncurkan lebih banyak langkah demi mengekang penyebaran virus corona (Covid-19), yang dapat menghambat pertumbuhan di sektor konsumen.

Sementara di Jepang, indeks Nikkei kembali terkoreksi karena pelaku pasar khawatir dengan risiko inflasi yang semakin meninggi dan kembali melambatnya ekonomi global menyusul lonjakan harga minyak.

Investor terus memantau pergerakan harga minyak mentah dunia pada hari ini, di mana harganya kembali melesat pada perdagangan Asia-Pasifik.

Harga minyak mentah acuan jenis Brent melesat 0,99% ke level US$ 129,25 per barel, sedangkan harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,88% menjadi US$ 124,79 per barel.

Kenaikan harga minyak dan komoditas lainnya memicu kecemasan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia berpotensi akan melambat kembali. Di tengah inflasi global yang masih cukup tinggi, investor pun tak yakin dengan prospek perekonomian global kedepannya.

Bahkan, mereka khawatir bahwa beberapa negara besar akan kembali dilanda stagflasi, di mana ekonomi melambat tetapi inflasi tetap melaju lebih tinggi.

Sebelumnya, sebagian besar bursa Asia-Pasifik sempat dibuka di zona hijau, merespons positif dari gencatan senjata antara Rusia dengan Ukraina, meski hal ini hanya bersifat sementara.

Rusia mengumumkan gencatan senjata dengan Ukraina pada Selasa malam waktu setempat. Hal ini dilakukan untuk mengevakuasi penduduk sipil.

Sebagaimana dilaporkan AFP dari kantor berita Rusia, gencatan senjata akan dimulai Rabu pagi pukul 10.00 waktu setempat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Masih Ada yang Dibuka, Bursa Utama Asia-Pasifik Semua Hijau

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular