IHSG Perlu Menembus Level Ini Jika Ingin Kembali Dekati 7.000

dhf & dhf & Putra, CNBC Indonesia
09 March 2022 12:47
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir dengan penguatan 0,81% di level 6.869,68 di sesi I perdagangan Rabu (9/3/2022).

Indeks konsisten bergerak di zona hijau sejak perdagangan buka. Investor asing tercatat melakukan net buy sebesar Rp 505 miliar di pasar reguler.

Bursa saham Asia bergerak variatif. Indeks Nikkei dan Straits Times menguat masing-masing lebih dari 0,8%. Sementara itu indeks Shang Hai Composite dan Hang Seng melemah lebih dari 1%.

Sentimen pasar masih beragam, memperhatikan faktor Ukraina di mana Amerika Serikat (AS) secara resmi memboikot impor minyak dan gas dari Rusia, sehingga memicu lonjakan harga minyak mentah dunia.

Semalam pasar saham AS bergerak dengan volatilitas tinggi. Sempat melemah saat dibuka, Wall Street rebound, namun di akhir perdagangan ketiga indeks saham acuannya berakhir di zona merah.

Indeks Dow Jones melemah 0,56% sedangkan indeks S&P 500 turun lebih dalam dengan koreksi 0,72%. Sementara itu indeks Nasdaq Composite terpangkas 0,28%.

Sentimen positif datang dari Rusia dan Ukraina yang mengumumkan gencatan senjata untuk memberi kesempatan bagi penduduk sipil untuk mengungsi dari wilayah konflik.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di bulan Februari 2022 tetap mencerminkan optimisme meski mengalami penurunan 6,8 poin dari Januari 2022 menjadi 113,1.

Setelah menguat di sesi I, bagaimana prospek IHSG di sesi II? Berikut ulasan teknikalnya.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat posisi penutupan terakhir dan indikator BB, IHSG tampak bergerak naik dan sempat menyentuh level resisten terdekat di 6.876 di sesi I.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI cenderung bergerak naik yang mengindikasikan bahwa ada penguatan momentum beli. Hingga istirahat siang RSI berada di level 49,48.

Menggunakan indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 mulai bergerak naik mendekati garis EMA 26 membentuk pola menyempit (konvergen)

Sehingga secara teknikal IHSG masih ada peluang menguat di sesi II. Indeks akan cenderung menguji level resisten terdekat di 6.876. Apabila level ini dijebol level resisten selanjutnya berada di 6.935.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular