
Investor Asing Masuk Bursa RI, Saham Ini Jadi Pilihan

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat kembali (rebound), asing mencatatkan nilai beli bersih (net buy) jumbo di sejumlah saham berkapitalisasi pasar besar (big cap), pada lanjutan sesi I, Rabu (9/3/2022).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.07 WIB, IHSG naik 0,48% ke 6.846,68 dengan nilai transaksi Rp 6,43 triliun dan volume perdagangan 9,15 miliar saham.
Sebelumnya, pada Senin (7/3) dan Selasa (8/3) lalu, indeks acuan saham nasional tersebut masing-masing merosot 0,86% dan 0,80%.
Berikut saham-saham yang paling banyak diborong asing pagi ini (9/3).
Astra International (ASII), naik 1,20%, ke Rp 6.325 per saham. Net buy Rp 96,9 miliar
Bank Negara Indonesia (BBNI), naik 3,29%, ke Rp 7.850 per saham. Net buy Rp 65,4 miliar
Vale Indonesia (INCO), turun 6,64%, ke Rp 5.975 per saham. Net buy Rp 60,9 miliar
Bank Rakyat Indonesia (BBRI), naik 2,93%, ke Rp 4.560 per saham. Net buy Rp 57,8 miliar
Adaro Energy Indonesia (ADRO), turun 3,21%, ke Rp 3.020 per saham. Net buy Rp 40,4 miliar
Bukit Asam (PTBA), naik 0,57%, ke Rp 3.500 per saham. Net buy Rp 38,3 miliar
Elang Mahkota Teknologi (EMTK), naik 4,93 %, ke Rp 2.130 per saham. Net buy Rp 28,7 miliar
Perusahaan Gas Negara (PGAS), 0,00%, ke Rp 1.525 per saham. Net buy Rp 26,0 miliar
United Tractors (UNTR), naik 2,92%, ke Rp 26.450 per saham. Net buy Rp 25,5 miliar
Merdeka Copper Gold (MDKA), turun 1,49%, ke Rp 4.630 per saham. Net buy Rp 23,1 miliar
Dari 10 besar saham yang paling banyak dibeli asing, 6 di antaranya menghijau, 1 stagnan, dan 3 sisanya memerah.
Saham emiten grup konglomerasi ASII naik 1,20% dengan nilai net buy Rp 96,9 miliar, melanjutkan tren penguatan sejak 3 hari sebelumnya. Dengan ini, dalam sepekan, saham ASII sudah naik 10,09% dalam sepekan.
Kabar teranyar, Astra berencana membagikan dividen final 2021 sebesar Rp 194 per saham, yang akan diusulkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan pada bulan April 2022.
Sebelumnya pada Oktober 2021, perseroan telah membagikan dividen interim Rp 45 per saham.
Dus, dengan dividen final yang akan diusulkan tersebut dan dengan dividen interim yang telah dibagikan, akan menjadikan total dividen pada tahun 2021 sebesar Rp 239 per saham.
Angka dividen itu meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada 2020, ASII membagikan dividen interim Rp 27 per saham dan dividen final Rp 87 per saham, sehingga total dividen pada tahun 2020 lalu sebesar Rp 114 per saham.
Seperti diketahui, perseroan membukukan Rp 20,2 triliun laba bersih sepanjang 2021, naik 25% dari Rp 16,16 triliun pada 2020.
Pendapatan bersih tercatat sebesar Rp 233,48 triliun pada 2021, meningkat 33% dari Rp 175,05 triliun pada 2020.
Selain saham ASII, saham bank BUMN BBNI juga diborong asing dengan nilai Rp 65,4 miliar. Harga sahamnya pun naik 3,29% pagi ini.
Demikian pula dengan saham bank pelat merah lainnya, BBRI, yang naik 2,93%, seiring adanya beli bersih asing mencapai Rp 57,8 miliar.
Berbeda, saham emiten nikel INCO dan tambang batu bara ADRO masing-masing ambles 6,54% dan 3,21%, kendati asing 'menyuntik' dana jumbo pagi ini.
Ini terjadi seiring investor tampaknya mulai melakukan aksi ambil untung terhadap kedua saham tersebut usai melesat beberapa hari terakhir. Katalis utamanya adalah melesatnya harga komoditas batu bara dan nikel.
Bahkan, harga nikel di London Metal Exchange (LME) sempat menembus US$ 100.000/ton pada Selasa (8/3) kemarin yang membuat pihak LME menangguhkan perdagangan hingga hari ini.
Sepekan, saham INCO masih melejit 17,14%, sedangkan saham ADRO melonjak 17,83% dalam seminggu belakangan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Market Focus: IHSG Tembus Rekor ATH Hingga Asing Borong Saham