Joss! Rupiah Menguat Lagi, Tembus Rp 14.340/US$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
09 March 2022 09:08
Warga melintas di depan toko penukaran uang di Kawasan Blok M, Jakarta, Jumat (20/7). di tempat penukaran uang ini dollar ditransaksikan di Rp 14.550. Rupiah melemah 0,31% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin melemah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Rabu (9/3). Indeks dolar AS yang terkoreksi pada perdagangan Selasa membuat rupiah mampu menguat pagi ini.

Melansir data Refinitiv, begitu perdagangan dibuka rupiah langsung melesat 0,38% ke Rp 14.340/US$. Penguatan rupiah sedikit terpangkas, berada di Rp 14.355/US$ atau menguat 0,28% pada pukul 9:04 WIB. 

Tanda-tanda penguatan rupiah sudah terlihat sejak pagi ini. Di pasar non-deliverable forward, posisi rupiah lebih kuat ketimbang beberapa saat sebelum penutupan perdagangan kemarin.

PeriodeKurs Selasa (8/3) pukul 15:03 WIB Kurs Rabu (9/3) pukul 8:48 WIB
1 PekanRp14.386,5Rp14.336,5
1 BulanRp14.412,0Rp14.365,0
2 BulanRp14.442,5Rp14.381,0
3 BulanRp14.476,5Rp14.423,5
6 BulanRp14.575,7Rp14.535,0
9 BulanRp14.699,0Rp14.627,0
1 TahunRp14.809,0Rp14.732,0
2 TahunRp15.303,7Rp15.271,8

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.

Pergerakan rupiah di pasar NDF juga bisa menjadi indikasi bagaimana sentimen pelaku pasar. Jika penguatan di pasar NDF terus berlanjut, tidak menutup kemungkinan rupiah akan semakin terapresiasi.

Membaiknya sentimen pelaku pasar juga terlihat dari indeks dolar AS yang terkoreksi 0,23% ke 99,06 pada perdagangan Selasa kemarin. Sebelumnya, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini terus menanjak hingga mencapai level tertinggi sejak Mei 2020, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini akhirnya turun 0,23% dan pagi ini turun lagi 0,06% ke 99,01. 

Dolar AS merupakan mata uang safe haven, sehingga penurunan indeksnya menjadi sinyal pelaku pasar lebih berani mengambil risiko, setidaknya untuk sementara sebab perkembangan situasi perang Rusia dan Ukraina masih menjadi penggerak utama perdagangan mata uang.

Terbaru. Rusia mengumumkan gencatan senjata dengan Ukraina, Selasa (8/3/2022) malam waktu setempat. Ini untuk melakukan evakuasi penduduk sipil.

Sebagaimana dilaporkan AFP dari kantor berita Rusia, gencatan senjata akan dimulai Rabu pagi pukul 10.00 waktu setempat.

Meski gencatan senjata hanya sementara, tetapi pasar saham Asia pagi ini menghijau, indeks Nikkei Jepang menguat 0,5% yang bisa menjadi indikasi sentimen pelaku pasar yang membaik. Hal ini bisa menguntungkan bagi rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Ngeri! 3 Hari Melesat 3% ke Level Terkuat 3 Bulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular