
Ada Kabar INDY akan Akuisisi SMMT, Seriusan Nih?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kenaikan harga batu bara yang signifikan sejak awal 2022 sepertinya mempengaruhi sejumlah emiten di sektor ini untuk bergerak. Sebut saja, PT Indika Energy Tbk (INDY) yang dikabarkan hendak mengakuisisi PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT).
Berdasarkan informasi di pasar, INDY hendak melakukan aksi korporasi berupa akuisisi atau pengambilalihan saham mayoritas SMMT. SMMT sendiri kabarnya tengah melakukan beauty contest untuk mencari investor anyar. Nilai rencana akuisisi tersebut belum terungkap.
Namun, ada asumsi sederhana. SMMT memiliki cadangan sekitar 400 juta ton batubara di Sumatera dan Kalimantan. Dengan asumsi harga batubara US$ 1 per ton saja, valuasi cadangan batubara milik SMMT sebesar US$ 400 juta.
Bukan perkara sulit andai INDY membeli SMMT sesuai dengan valuasi tersebut. Pasalnya, INDY per September tahun lalu masih memiliki kas setara kas senilai US$ 748,84 juta, masih ada kembalian jika mengakuisisi mayoritas saham SMMT untuk kemudian dilanjutkan dengan aksi tender offer akibat perubahan pengendali.
Harga batubara global saat ini sudah lebih dari US$ 400 per ton. Tentu, ini sangat menguntungkan emiten batubara, tak terkecuali SMMT.
Yang menjadi masalah adalah, biaya yang perlu ditanggung untuk 'mengeluarkan' batubara kurang ekonomis bagi SMMT. Kabarnya, kondisi ini yang menjadi alasan pemilik SMMT ingin menjual perusahaan ke pihak lain.
Emiten batubara pada umumnya, termasuk INDY, saat ini juga sedang dalam posisi kas berlimpah atawa cash rich. Dus, masih ada jalan jika INDY harus mengakuisisi SMMT di atas valuasi berdasarkan cadangan batubara di harga US$ 100 per ton.
Harga Saham Naik
Apabila akuisisi terjadi, cadangan batu bara berjumlah besar itu akan beralih kepemilikannya ke INDY. Rencana itu terlihat menarik di tengah tren kenaikan harga batu bara yang melanda dunia kini.
Per Senin (7/3/2022), harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 435 per ton atau naik 6,87% dari hari sebelumnya dan menyentuh rekor tertinggi sejak 2008.
Ini membuat harga batu bara naik selama dua hari beruntun. Dalam dua hari tersebut, harga batu bara lompat 21,35%.
Kenaikan harga batubara turut membuat harga saham sejumlah emiten batubara terkerek belakangan ini. Yang menarik, harga saham SMMT seolah juga tak mau ketinggalan dengan tren kenaikan tersebut.
Per Selasa (8/3/2022), harga saham SMMT ada di posisis Rp 705 per saham. Nilai ini meningkat 2,17% dibanding penutupan perdagangan sehari sebelumnya.
Dalam sepekan terakhir, harga saham SMMT sudah lompat 51,94%. Sementara sejak awal tahun harga saham emiten pertambangan ini melesat 249,01%.
Pada saat yang sama, harga saham INDY sejak awal tahun sudah naik 77,35% menjadi Rp 2.740 per saham pada penutupan perdagangan kemarin.
(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bantah Rumor Akuisisi SMMT, INDY Kejar Target Netral Karbon
