Kena PHP! IHSG Dibuka Hijau, Longsor Saat Penutupan

Putra, CNBC Indonesia
Selasa, 08/03/2022 15:22 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah cukup signifikan pada perdagangan kedua pekan ini, Selasa (8/3/2022). Indeks terkoreksi 0,80% di level 6.814 hingga sesi II perdagangan berakhir.

IHSG sempat menguat cukup tinggi di awal-awal perdagangan. Namun apresiasi terus terpangkas hingga akhirnya indeks acuan saham nasional tersebut terkapar di zona merah mengikuti bursa saham Asia.

Indeks Shang Hai Composite terpantau anjlok 2,35%. Sedangkan indeks saham lain drop lebih dari 1%. Meski terkoreksi dalam kinerja IHSG masih lebih baik.


Meski kondisi sedang tidak kondusif, asing tetap getol membeli saham-saham dalam negeri. Hal ini tercermin dari net buy asing di seluruh pasar yang mencapai Rp 607 miliar.

Saham PT Astra International Tbk (ASII) menjadi primadona hari ini. Harga sahamnya melesat 7,76% setelah asing net buy Rp 540,9 miliar. Disusul saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang naik 2,44% setelah asing net buy Rp 353 miliar.

Kendati kedua saham big cap tersebut menguat signifikan, namun saham-saham dengan bobot indeks besar seperti perbankan juga drop. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) drop nyaris 2% setelah dilepas asing Rp 288 miliar. Kemudian saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) melemah 0,65% dan asing net sell Rp 182 miliar.

Prospek damai Rusia-Ukraina yang semakin kabur dan membuat harga minyak mentah dunia melonjak turut memantik aksi jual investor di bursa saham New York. Wall Street kembali terkapar di zona merah dengan koreksi lebih dari 2%.

Dengan adanya inflasi yang kian mengkhawatirkan, tidak hanya ekonomi Rusia saja yang sekarat karena terkena sanksi. Ekonomi AS pun terancam mengalami hal serupa. Inflasi yang tinggi akan menggerus daya beli masyarakat.

Untuk menghindari kondisi yang tidak diinginkan tersebut, bank sentral AS The Federal Reserves Bank atau lebih sering disingkat The Fed bakal mengetatkan kebijakan moneternya. Agresifitas The Fed dalam menaikkan suku bunga acuan dapat membuat pasar semakin terombang-ambing.

Seorang investor kawakan asal AS yakni Bill Ackman bahkan secara frontal mengatakan bahwa Perang Dunia III sudah dimulai. Bill Ackman yang juga CEO perusahaan investasi Pershing Square Capital Management tersebut memang kontroversial.

Pada 2020, saat kasus Covid-19 di AS belum tembus angka 7.000, Ia mewanti-wanti bahwa lockdown masif harus diterapkan karena kondisi akan semakin memburuk. Meski sempat dianggap menebar "fear", apa yang disampaikan Bill Ackman benar adanya. Ramalannya pun terbukti.

Kini Ia mengatakan bahwa Perang Dunia III sudah dimulai hanya saja kita lambat untuk menyadarinya. Perkembangan konflik Rusia-Ukraina dan kekhawatiran pasar akan Perang Dunia III yang membuat ekonomi AS stagflasi masih terus membayangi.

Dari dalam negeri BI melaporkan posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia naik US$ 100 juta menjadi US$ 141,4 miliar diakibatkan oleh penarikan utang luar negeri.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat