Stagnan di Sesi Pertama, IHSG Rawan Longsor Sesi 2?

dhf & dhf & Putra, CNBC Indonesia
08 March 2022 13:01
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat menguat di awal perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) balik arah dan ditutup stagnan di sesi I hari ini, Selasa (8/3/2022).

Hingga sesi istirahat siang, IHSG diam di level 6.868,94. Indeks bergerak di rentang 6.862,96 sebagai level terendah dan 6.929,86 sebagai level tertinggi sepanjang sesi I. Asing kembali net buy jumbo senilai Rp 521 miliar.

Mayoritas bursa saham Asia bergerak melemah siang ini. Indeks Nikkei Jepang ambles 1,66%. Secara keseluruhan kinerja IHSG masih lebih baik dari indeks saham utama kawasan Asia.

Pelemahan yang terjadi di pasar keuangan hari ini tak lepas dari anjloknya Wall Street dini hari tadi yang mencatatkan pelemahan lebih dari 2%.

Prospek damai Rusia-Ukraina yang semakin kabur dan membuat harga minyak mentah dunia melonjak turut memantik aksi jual investor di bursa saham New York.

Dengan adanya inflasi yang kian mengkhawatirkan, tidak hanya ekonomi Rusia saja yang sekarat karena terkena sanksi. Ekonomi AS pun terancam mengalami hal serupa. Inflasi yang tinggi akan menggerus daya beli masyarakat.

Setelah stagnan di sesi I, bagaimana prospek pergerakan IHSG di sesi II?

Analisa Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat posisi penutupan terakhir dan indikator BB, IHSG tampak bergerak mendekati level supportnya di 6.846.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI cenderung bergerak turun yang mengindikasikan bahwa ada penguatan momentum jual. Hingga istirahat siang RSI berada di level 44,97.

Menggunakan indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 masih berada di bawah garis EMA 26 dan bar histogram masih di wilayah negatif.

Sehingga secara teknikal IHSG rawan terkoreksi di sesi II. Indeks akan cenderung menguji level support terdekat di 6.846. Apabila level ini dijebol level support selanjutnya berada di 6.800.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular