
Aliran Dana Asing Deras, IHSG Dekati Level 7.000

Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan hari ini, Rabu (2/3/2022) dengan kenaikan yang cukup signifikan. Sejak awal perdagangan IHSG tidak pernah keluar dari zona hijau.
IndeksĀ naik 0,87% dan ditutup di level 6.928,32 atau di bawah level tertingginya pada perdagangan intraday di 6.936,98.
Penutupan positif hari ini merupakan rebound dari perdagangan Selasa (2/3) lalu, sebelum libur Nyepi Kemarin, di mana indeks tercatat ambles 0,77%. Kenaikan ini salah satunya juga ditopang oleh aliran deras dana investor asing yang tidak berhenti mengalir sejak awal tahun 2022 ini.
Pada perdagangan hari ini, investor asing tercatat melakukan beli bersih (net buy) Rp 1,90 triliun di pasar reguler, sedangkan secara total - di tambah pembelian di pasar negosiasi - net buy asing mencapai Rp 2,39 triliun. Sejak awal tahun investor asing tercatat melakukan pembelian bersih Rp 28,11 triliun di seluruh pasar.
Saham yang paling banyak diborong asing hari ini adalah saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Telekom Indonesia Tbk (TLKM) dengan net buy masing-masing di atas Rp 275 miliar. Net buy MDKA mencapai Rp 315,4 miliar, BBRI Rp 294,9 miliar dan TLKM sebesar Rp 275,6 miliar.
Sementara itu saham Adaro Energy (ADRO) yang masuk jajaran top gainers karena harga batu bara dunia melonjak tinggi ini juga masuk dalam daftar buruan asing, dengan nilai beli bersih sebesar Rp 254,4 miliar.
Sedangkan saham yang paling banyak dilepas asing adalah saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) dengan net sell masing-masing Rp 108,5 miliar dan Rp 41,8 miliar.
Mayoritas bursa utama di Asia diperdagangkan di zona merah hari ini, begitu pula bursa Eropa yang kompak dibuka negatif. Nikkei tercatat ditutup ambles 2,23% dan Hang Seng ambles lebih dalam sebesar 2,50%. Dari Eropa indeks acuan bursa Jerman dan Prancis dibuka melemah lebih dari 1%, sedangkan indeks FTSE 100 dan Stoxx 600 dibuka melemah nyaris mencapai 1%.
Semalam Wall Street juga ditutup merah. Indeks Nasdaq Composite bahkan memimpin pelemahan setelah terkoreksi 1,56%.
Untuk perdagangan hari ini, perkembangan konflik antara Rusia dan Ukraina masih akan mewarnai jalannya perdagangan, selain itu reli harga komoditas juga menjadi salah satu sentimen utama lainnya.
Kemarin, ibu kota Ukraina Kyiv kembali dibombardir oleh Rusia. Berbagai ledakan terjadi tanpa henti. Belum diketahui apakah Rusia akan benar-benar melakukan serangan penuh kepada Ukraina.
Namun berdasarkan laporan CNBC International, pihak Rusia sudah mewanti-wanti agar warga Kyiv segera keluar dari zona pertempuran tersebut.
Sejak agresi Rusia ke Ukraina sepekan lalu, tercatat sudah lebih dari 1 juta warga Ukraina keluar dari negara tersebut.
Meskipun belum diketahui apakah Rusia akan menyerang dengan kekuatan penuh ibu kota Kyiv, citra satelit yang menunjukkan konvoi kendaraan militer Rusia sepanjang 40 mil menuju Ukraina cukup mengkhawatirkan.
Merespons keganasan Rusia terhadap Ukraina, negara-negara Barat terus berusaha untuk memberikan sanksi ekonomi kepada Negeri Beruang Merah.
Sanksi ekonomi tersebut ditujukan untuk pejabat elit Rusia, bank, bank sentral dan usaha lain. Sanksi ekonomi yang diberikan dimaksudkan untuk menjatuhkan ekonomi Rusia.
Atas berbagai sanksi ekonomi yang diberikan, lembaga pemeringkat rating global yakni Moody's and Fitch mamangkas rating surat utang Rusia menjadi junk bond.
Kendati dampak yang ditimbulkan dari perang antara Rusia dan Ukraina ini dinilai masih minim untuk Indonesia, tetapi jika meluas maka akan tetap menimbulkan gejolak yang dahsyat baik ke ekonomi maupun pasar RI.
(fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000