Waspada, IHSG di Hari Kejepit Rawan Koreksi
Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan terakhir sebelum libur Hari Raya Nyepi, bursa saham Indonesia mengalami pelemahan.
Setelah menorehkan rekor tertinggi penutupan terbaru di 6.921,44 pada hari Selasa (1/3/22), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,77% di 6.868,4 pada Rabu (2/3/22).
Menariknya, tren inflow dana asing masih terus berlanjut. Investor asing terpantau net buy Rp 469,5 miliar di seluruh pasar kemarin lusa.
Untuk perdagangan hari ini, perkembangan konflik antara Rusia dan Ukraina masih akan mewarnai jalannya perdagangan.
Kemarin, ibu kota Ukraina Kyiv kembali dibombardir oleh Rusia. Berbagai ledakan terjadi tanpa henti. Belum diketahui apakah Rusia akan benar-benar melakukan serangan penuh kepada Ukraina.
Namun berdasarkan laporan CNBC International, pihak Rusia sudah mewanti-wanti agar warga Kyiv segera keluar dari zona pertempuran tersebut.
Sejak agresi Rusia ke Ukraina sepekan lalu, tercatat sudah lebih dari 1 juta warga Ukraina keluar dari negara tersebut.
Meskipun belum diketahui apakah Rusia akan menyerang dengan kekuatan penuh ibu kota Kyiv, citra satelit yang menunjukkan konvoi kendaraan militer Rusia sepanjang 40 mil menuju Ukraina cukup mengkhawatirkan.
Merespons keganasan Rusia terhadap Ukraina, negara-negara Barat terus berusaha untuk memberikan sanksi ekonomi kepada Negeri Beruang Merah.
Sanksi ekonomi tersebut ditujukan untuk pejabat elit Rusia, bank, bank sentral dan usaha lain. Sanksi ekonomi yang diberikan dimaksudkan untuk menjatuhkan ekonomi Rusia.
Atas berbagai sanksi ekonomi yang diberikan, lembaga pemeringkat rating global yakni Moody's and Fitch mamangkas rating surat utang Rusia menjadi junk bond.
Kendati dampak yang ditimbulkan dari perang antara Rusia dan Ukraina ini dinilai masih minim untuk Indonesia, tetapi jika meluas maka akan tetap menimbulkan gejolak yang dahsyat baik ke ekonomi maupun pasar RI.
Pasar kemungkinan besar masih akan diwarnai dengan volatilitas yang tinggi.
Analisa Teknikal
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat posisi penutupan terakhir dan indikator BB, IHSG tampak ditutup di bawah level support terdekatnya dalam sepekan terakhir di 6.889.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
RSI cenderung bergerak turun yang mengindikasikan bahwa adanya penguatan momentum jual. Terakhir, RSI masih berada di area 44,76 dan turun dari area 58 sehari sebelumnya.
Patut diwaspadai jika melihat menggunakan indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 sudah memotong garis EMA 26 dan bar historgram berada di area negatif.
Sehingga secara teknikal IHSG masih rawan untuk mengalami koreksi. Setidaknya untuk hari ini IHSG akan kembali menguji rentang 6.795-6.889.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp)