Emiten Grup Saratoga Ini Mau Ganti Nama, Jadi Apa?

Putra, CNBC Indonesia
Jumat, 04/03/2022 07:10 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu emiten milik Grup Saratoga dan Provident yakni PT Provident Agro Tbk (PALM) yang baru saja mengubah model bisnisnya akan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Seperti yang sudah diketahui bersama, sebelumnya PALM bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit. Namun saat ini perseroan sudah mulai beralih menjadi sebuah perusahaan investasi.

Tak hanya berganti bisnis, dalam waktu dekat PALM juga berencana untuk mengubah nama perseroan agar arah peralihan menjadi perusahaan investasi semakin jelas.


Tentunya pergantian nama perseroan perlu mendapatkan persetujuan dari berbagai pihak seperti para pemegang saham melalui RUPS.

Maka dari itu PALM akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Selasa, 22 Maret 2022 nanti. Setidaknya ada 10 mata acara dalam RUPS tersebut yang meliputi :

  1. Persetujuan dan Pengesahan Lapkeu 2021
  2. Pengesahan Lapkeu Konsolidasian Perseroan dan Entitas Anak 2021
  3. Penetapan Penggunaan Laba Bersih 2021
  4. Penunjukan KAP untuk Audit Lapkeu Konsolidasian 2022
  5. Penetapan Remunerasi Direksi dan Komisaris 2022
  6. Pengangkatan Kembali/Perubahan Direksi
  7. Pengangkatan Kembali/Perubahan Komisaris
  8. Persetujuan atas Perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan
  9. Persetujuan atas Rencana Buy Back Saham Rp 78,4 miliar atau setara dengan 110 juta saham
  10. Persetujuan atas Perubahan Nama Perseroan

Dari mata acara dalam RUPS tersebut sudah terlihat agenda transformasi perubahan model bisnis PALM selanjutnya melalui pergantian nama perseroan. Selama ini memang pendapatan dari PALM lebih banyak ditopang oleh pendapatan bersih dari aktivitas non-operasional seperti investasi.

Berdasarkan laporan keuangan tahunan yang diaudit perseroan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 2,01 triliun. Laba bersih ini mayoritas diperoleh perusahaan dari aksi investasi di pos pendapatan lain-lain bersih. Laba bersih ini juga sangat jumbo apabila dibandingkan dengan ekuitas perusahaan yang 'hanya' sebesar Rp 5,83 triliun. Alhasil, tercatat Return on Equity (RoE) perusahaan berada di kisaran 34,57%.

Sebelumnya pada November 2021, PALM juga menjual 100% kepemilikan sahamnya di anak usaha yang bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit yakni PT Mutiara Agam (MAG) kepada pihak ketiga yakni PT Global Indo Bersaudara dan PT Lambang Jaya Agroperkasa.

Merespons rilis laporan keuangan PALM serta rencana transformasi bisnis dan pergantian nama yang dilakukan, pasar bereaksi positif dimana harga saham PALM pun melesat menyentuh level auto reject atas (ARA) 25% di Rp 875/saham pada perdagangan Rabu (02/03/22).

Bahkan antrean di level ARA mencapai 132.534 lot atau setara dengan Rp 11,5 miliar sehingga kemungkinan besar saham PALM akan dibuka melanjutkan kenaikan pada perdagangan besok, paling tidak pada awal perdagangan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Kocok Ulang Anggaran, Dana Investor Jumbo Lari Kemana?