Andai Dibuka, IHSG Bakal Balik Lagi Ke Kisaran Level 6.900

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Kamis, 03/03/2022 16:11 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Tanah Air pada Kamis (3/3/2022) tidak dibuka karena sedang libur nasional memperingati Hari Raya Nyepi, tahun baru bagi umat Hindu.

Namun jika dibuka pada hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi ditutup menguat, meski penguatannya hanya akan mencapai level psikologis 6.900.

Hal ini karena pasar saham Asia pada hari ini secara mayoritas ditutup menghijau, sedangkan pasar saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu kemarin juga ditutup cerah bergairah.


Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Rabu kemarin, IHSG ditutup merosot 0,77% ke 6.868,40. Para investor tampaknya merealisasikan keuntungan (profit taking) lantaran indeks saham acuan nasional tersebut sudah menguat dalam 2 hari perdagangan sebelumnya.

Kendati pada perdagangan kemarin merosot, namun dalam sepekan terakhir, IHSG naik tipis 0,09%.

Adapun sejak awal tahun hingga kemarin (year-to-date/YTD), IHSG sudah melesat 4,36%. Hal ini menjadikan IHSG sebagai indeks saham acuan paling moncer di kawasan ASEAN, bahkan Asia-Pasifik, berada di atas indeks Straits Times Singapura yang menguat 4,12% (YTD).

Dana asing juga tidak henti-hentinya masuk ke bursa domestik. Kemarin, saat IHSG memerah, asing melakukan beli bersih (net buy) Rp 504,09 miliar di pasar reguler. Adapun sejak awal tahun, asing sudah masuk dengan nilai beli bersih Rp 25,67 triliun di pasar reguler.

Sementara, indeks saham utama di kawasan Asia-Pasifik secara mayoritas ditutup menghijau pada perdagangan hari ini. Hanya indeks Shanghai Composite China yang ditutup turun tipis 0,09% ke level 3.481,11.

Sedangkan sisanya ditutup menghijau. Indeks Nikkei Jepang ditutup melesat 0,7% ke level 26.577,27, Hang Seng Hong Kong menguat 0,55% ke 22.467,34, Straits Times Singapura bertambah 0,57% ke 3.262,4, ASX 200 terapresiasi 0,49% ke 7.151,4, dan KOSPI Korea Selatan melonjak 1,61% ke posisi 2.747,08.

Kenaikan bursa Asia-Pasifik pada hari ini terjadi seiring melesatnya bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan kemarin, di tengah konflik Rusia-Ukraina yang semakin memanas dan lonjakan tinggi harga komoditas energi.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak 1,79%, S&P 500 melompat 1,86%, dan Nasdaq Composite yang sarat saham teknologi melesat 1,62%.

Wall Street menguat setelah Ketua bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell mengisyaratkan bank sentral kemungkinan akan menaikkan suku bunga kurang dari yang dikhawatirkan kalangan investor.

Komentar Powell, dalam testimoni kepada Komite Jasa Keuangan DPR AS, membantu menenangkan investor setelah aksi perang Rusia ke Ukraina membuat pasar panik.

Powell mengatakan dia cenderung mendukung kenaikan suku bunga 25 basis poin (bp) pada bulan Maret, memadamkan beberapa kekhawatiran pelaku pasar tentang potensi kenaikan suku bunga yang lebih agresif.

Para investor dan trader di AS saat ini melihat probabilitas kenaikan suku bunga sebesar 25 bp mencapai 95% di bulan Maret.

"Intinya adalah kami akan melanjutkan, tetapi kami akan melanjutkan dengan hati-hati, karena kami belajar lebih banyak tentang implikasi perang Ukraina terhadap ekonomi," kata Powell dalam testimoninya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat