
Bursa Asia Tumbang Lagi, Ada yang Ambruk Hampir 2%

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik ditutup terkoreksi pada perdagangan Rabu (2/3/2022), karena investor kembali khawatir dengan meningkatnya kembali ketegangan antara Rusia dengan Ukraina.
Indeks Nikkei Jepang ditutup ambles 1,68% ke level 26.393,029, Hang Seng Hong Kong ambruk 1,84% ke 22.343,92, dan Shanghai Composite China turun 0,13% ke 3.484,19.
Sedangkan untuk indeks Straits Times Singapura ditutup merosot 0,88% ke level 3.249,94 dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,77% ke posisi 6.868,40.
Sementara untuk indeks ASX 200 ditutup menguat 0,28% ke level 7.116,70 dan KOSPI Korea Selatan naik 0,16% ke posisi 2.703,52.
Indeks ASX 200 Australia berhasil ditutup menghijau di tengah koreksinya kembali bursa Asia-Pasifik, karena investor di Negeri Kanguru merespons positif dari tumbuhnya perekonomian Australia pada kuartal IV-2021.
Biro Statistik Australia melaporkan Produk Domestik Bruto (PDB) melonjak 3,4% pada kuartal IV-2021 secara kuartalan (quarter-to-quarter/QtQ), dari sebelumnya pada kuartal III-2021 sebesar -1,9%.
Sedangkan secara tahunan (year-on-year/YoY), PDB Negeri Kanguru pada kuartal IV-2021 juga tumbuh menjadi 4,2%, dari sebelumnya pada periode yang sama tahun 2020 sebesar 3,9%.
Hal ini karena adanya pelonggaran dari pembatasan wilayah (lockdown) dan langkah-langkah darurat virus corona (Covid-19) lainnya pada akhir tahun lalu yang membuat belanja konsumen kembali meningkat.
Bursa Asia-Pasifik yang secara mayoritas kembali ditutup berjatuhan terjadi karena masih meningkatnya ketegangan antara Rusia dengan Ukraina.
Konflik Rusia-Ukraina kembali memanas meski perundingan tahap pertama antar keduanya telah dilakukan kemarin.
Hal ini terlihat dari foto kamera satelit yang diambil oleh perusahaan Maxar Technologies AS, menunjukkan konvoi besar pasukan Rusia menuju Kiev. Panjang konvoi tersebut sekitar 65 kilometer, yang memicu kekhawatiran jatuhnya ibu kota Ukraina.
Pergerakan pasukan Rusia tersebut diperkirakan menjadi sinyal akan serangan yang lebih besar ke Kiev dan kota besar lainnya dalam beberapa hari ke depan.
Aksi yang dilakukan Rusia tersebut membuatnya dikenakan berbagai macam sanksi ekonomi oleh AS dan Negara Barat lainnya, sehingga memicu volatilitas tinggi di pasar finansial global.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perdagangan Perdana di 2024, Bursa Asia Dibuka Beragam
