Rusia Dianggap Teroris, IHSG Rawan Profit Taking

Putra, CNBC Indonesia
02 March 2022 07:05
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,48% di level 6.921,44. Meskipun sebelumnya indeks sempat bergerak mendekati level 7.000, tetapi penguatan terpangkas.

Bahkan dengan terpangkasnya apresiasi tersebut, IHSG masih ditutup di level tertingginya sepanjang sejarah (All Time High/ATH).

Untuk perdagangan hari ini, investor perlu mencermati beberapa sentimen yang bakal menggerakkan pasar.

Pertama tentu terkait dengan perkembangan konflik Rusia-Ukraina. Kemarin, rudal Rusia dilaporkan menghantam Kota Kharkiv yang terletak di Timur Laut Ukraina.

Korban jiwa terus berjatuhan. Serangan Rusia tersebut tampaknya menargetkan kantor pemerintahan di area alun-alun kota tersebut.

Atas agresi terbaru Rusia tersebut, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pun merespons. Sang presiden menilai bahwa tindakan Rusia tersebut telah mencerminkan state terrorism.

Dalam pidatonya Zelensky mengatakan bahwa dunia tak bisa membiarkan aksi 'terorisme' ini terjadi dan harus segera bereaksi.

Dampaknya Harga minyak mentah Brent pun melambung hingga 10% dan menyentuh US$ 106/barel dan menjadi harga tertingginya dalam 7 tahun.

Tampaknya perdagangan hari ini pun akan kembali volatile dan peluang aset berisiko seperti saham pun terbuka lebar. Apalagi jika mempertimbangkan mayoritas bursa saham Asia yang ditutup hijau kemarin sehingga berpotensi munculnya aksi ambil untung.

Selain faktor sentimen, pelaku pasar juga perlu mempertimbangkan aspek psikologis pasar yang tercermin dari indikator teknikalnya.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat posisi penutupan di kemarin dan indikator BB, IHSG tampak gagal untuk mempertahankan posisinya di level resisten terdekat 6.969.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI cenderung bergerak naik kemarin yang mengindikasikan bahwa adanya penguatan momentum beli. Namun RSI masih berada di area 61,04 dan belum mencerminkan tanda-tanda jenuh beli.

Namun yang patut diwaspadai adalah jika melihat menggunakan indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 tampak membentuk pola konvergen atau menyempit dengan garis EMA26 dari atas disertai dengan bar histogram yang mengecil.

Sehingga secara teknikal IHSG masih rawan untuk mengalami koreksi. Setidaknya untuk hari ini IHSG akan kembali menguji rentang 6.812-6.969.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular