Cetak Sejarah Baru! IHSG Sukses Tembus Level 7.000

Putra, CNBC Indonesia
15 March 2022 09:41
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,23% ke level 6.968,34 pada perdagangan Selasa (15/3/22).

IHSG masih menghijau pada 09.23 WIB dengan apresiasi sebesar 0,18% ke level 7.001,11 dan berhasil menembus level psikologis 7.000 dan menjadi sejarah baru level tertinggi IHSG. Asing terpantau net buy sebesar Rp 557 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi mencapai Rp 3 triliun.

Saham yang paling banyak diborong asing ada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan net buy masing-masing sebesar Rp 309 miliar dan Rp 119 miliar.

Sedangkan saham yang paling banyak dilego asing adalah saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dengan net buy masing-masing sebesar Rp 15 miliar dan Rp 10 miliar.

investor hari ini juga akan menyimak sejumlah rilis data ekonomi makro dari sejumlah negara, termasuk Tanah Air. Dari dalam negeri, pada pukul 11.00 WIB, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data perdagangan internasional Indonesia periode Februari 2022.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan, nilai ekspor bulan lalu naik 39,17% dari Februari (year-on-year/yoy). Sementara impor diperkirakan tumbuh 38,53% yoy.

Dengan perkiraan tersebut, neraca perdagangan diprediksi surplus US$ 1,8 miliar di Februari. Surplus tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan yang tercatat pada Januari 2022 yakni US$ 932,9 juta ataupun Desember 2021 (US$1,01 miliar).

Kenaikan surplus neraca perdagangan di Februari sudah tercermin dalam cadangan devisa. Bank Indonesia melaporkan posisi cadangan devisa di akhir Februari 2022 sebesar US$ 141,4 miliar, naik US$ 100 juta dibandingkan dengan akhir Januari lalu.

Jika neraca perdagangan kembali mencatatkan surplus pada Februari, artinya Indonesia sudah membukukan surplus neraca perdagangan sejak April 2020 atau selama 22 bulan terakhir.

Sejumlah ekonom menjelaskan neraca perdagangan Februari akan sangat terbantu oleh kembali dibukanya keran ekspor batu bara. Sebagaimana diketahui, pemerintah sempat melarang ekspor batu bara di bulan Januari untuk memastikan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memiliki pasokan batu bara sebagai bahan bakar pembangkitnya.

Selain dipicu harga, ekspor batu bara juga diyakini meningkat dari sisi volume karena meningkatnya permintaan sejalan dengan pemulihan ekonomi dunia. "Permintaan dari China meningkat seiring dengan kembali ekspansifnya manufaktur negara tersebut," tutur ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular