Selamat! Rupiah Juara 3 di Asia dan Menginvasi Dolar AS
Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah cenderung menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini (1/3/2022) setelah pekan lalu performa Mata Uang Tanah Air bergejolak imbas serangan Rusia ke Ukraina. Namun, hari ini rupiah kembali bertenaga dibantu sentimen positif dalam negeri.
Melansir data dari Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,24% ke Rp 14.330/US$. Pada pukul 11:00 WIB, Mata Uang Garuda masih terapresiasi 0,17% di Rp 14.340/US$.
Dolar AS hari ini menguat di pasar spot sebanyak 0,18% di US$ 96,880. Rupiah menjadi juara ketiga di mata uang Asia, rupee India berhasil menempati urutan penguatan pertama, disusul oleh baht Thailand yang menguat 0,18% terhadap dolar AS.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melesat naik hingga lebih dari 1% dan mencetak rekor tertinggi baru, setelah kemarin bursa saham libur memperingati Isra' Mi'raj. Dengan begitu, net buy asing tercatat sebanyak Rp 445 miliar.
Tidak hanya itu, pekan ini investor akan disibukkan dengan rilis data ekonomi dari Tanah Air, seperti Purchasing Managers' Index (PMI), inflasi, dan data wisatawan mancanegara.
Tercatat, PMI Indonesia di Februari berada di posisi 51,2 turun 2,5 poin dan lebih rendah dari bulan sebelumnya yang berada di posisi 53,7.
Namun, aktivitas manufaktur Tanah Air diperkirakan akan tetap ekspansif karena berada di atas ambang batas angka 50. Diprediksikan bahwa perlambatan tersebut dipicu oleh kenaikan kasus harian Covid-19 di awal tahun ini.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa penyebaran Covid-19 varian Omicron terus membaik jika mengacu kepada jumlah kasus harian nasional yang melandai.
Hanya wilayah Jawa Tengah dan DIY yang masih mengalami peningkatan, tapi seluruh provinsi di Jawa Bali telah menurun dengan signifikan. Pemerintah juga mengubah kebijakan karantina dilakukan selama 3 hari bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) yang sudah divaksin lengkap.
Beralih ke zona Amerika, tercatat bahwa angka impor AS meningkat 1,7% yang dipimpin oleh sektor makanan dan kendaraan bermotor.
Hal tersebut mencerminkan pembangunan kembali persediaan di Negara Paman Sam ini. Persediaan barang yang mampu bertahan tiga tahun atau lebih naik 1% dan stok barang tidak tahan lama naik 0,5%. Persediaan ritel naik 1,9%.
Menurut Kepala Ekonom High Frequency di New York, Rubeela Farooqi, hal tersebut mengindikasikan bahwa sektor manufaktur terus berkembang terlepas dari diskolasi rantai pasokan dan kekurangan input.
Selain itu, riset dari Federal Reserve Dallas pada hari ini menunjukkan aktivitas pabrik di Texas yang terus berkembang pada bulan Februari.
Indeks Aktivitas Bisnis umum untuk manufaktur melonjak 12 poin dan berada di posisi +14. Pabrik-pabrik melaporkan pertumbuhan yang kuat dalam pesanan baru dan optimis tentang kondisi bisnis.
Tidak heran, performa dolar AS sedang menguat di pasar spot, ditambah banyaknya investor yang beralih ke aset safe haven, membuat greenback makin berjaya. Maka, penguatan rupiah hari ini terhadap dolar AS merupakan indikasi yang baik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap)