
Tak Dipantau Lagi, Level ARA Emiten Boy Thohir Kembali Normal

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah mendapatkan label "X" dari otoritas bursa, emiten tambang PT Adaro Minerals Tbk (ADMR) akhirnya resmi keluar dari daftar efek dalam pemantauan khusus pada 1 Maret 2022.
Sebagai informasi, penyebab ADMR mendapatkan notasi khusus berupa label X dari bursa adalah karena disuspensi lebih dari sehari akibat harganya yang mengalami kenaikan signifikan.
Pelaku pasar memang merespons positif dengan melantainya emiten tambang milik Boy Thohir ini di tengah kenaikan harga komoditas tambang global.
Meskipun demikian, saat berada dalam daftar efek pemantauan khusus, pergerakan harga suatu saham maksimal hanya bisa naik 10% dalam satu hari.
Hal ini berbeda dengan ketika suatu saham berada dalam kondisi normal dan tidak dalam pemantauan khusus karena harganya bisa naik sampai menyentuh level auto reject atas (ARA) dengan apresiasi maksimal sampai 20%/25%/35% sehari tergantung bracket harga saham.
Menyambut akan keluarnya ADMR dari daftar saham dengan pemantauan khusus, harga saham ADMR ditutup melesat 9,6% ke level Rp 1.250 per Jumat (25/2/2022). Bahkan antrean pembelian ADMR di level ARA 10% ini mencapai 219.671 lot atau senilai Rp 27,5 miliar yang memberikan sinyal akan ada apresiasi lanjutan pada perdagangan Selasa (1/3/2022) paling tidak pada awal perdagangan.
Bahkan apabila berkaca pada yang sudah-sudah, beberapa saham yang label "X"-nya hilang cenderung akan melesat.
Ada beberapa contoh emiten yang sudah mengalaminya. Pertama adalah emiten milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo PT MNC Studios International Tbk (MSIN).
Saham MSIN resmi lepas dari pemantauan bursa tepat pada 4 Februari 2022. Tepat di hari itu juga saham MSIN langsung ditutup melesat menyentuh level ARA.
Tidak sampai di situ saja, keesokan harinya harga saham MSIN kembali terbang 18,4%. Bahkan pada periode 4-25 Februari 2022, harga saham MSIN terbang 67,6%.
Kasus lain terjadi pada emiten jasa transportasi yakni PT Batavia Prosperindo Trans Tbk (BPTR). Emiten ini resmi keluar dari daftar pemantauan khusus pada 27 Januari 2022.
Tepat di hari itu juga harga saham BPTR ditutup melesat di level ARA. Harga BPTR terus uptrend selama tujuh hari perdagangan dan berakhir dengan penguatan kumulatif hampir 140% sejak label "X"-nya hilang.
Selanjutnya ada emiten shipping, yakni PT Temas Tbk (TMAS) yang keluar dari daftar efek pemantauan khusus pada 24 Januari 2022.
Setali tiga uang, harga saham TMAS langsung uptrend selama dua pekan perdagangan beruntun. Terhitung sejak 24 Januari 2022 sampai 7 Februari 2022, harga saham TMAS telah naik 77,7%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000