Ada Korean Link, Begini Peluang Besar KB Bukopin
Jakarta, CNBC Indonesia - Eksistensi PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) di Indonesia semakin menguat setiap tahunnya. Hal ini terjadi lantaran kinerja perseroan yang terus membaik, ditambah masuknya Kookmin Bank, bank terbesar di Korea Selatan, sebagai pemegang saham pengendali (PSP) KB Bukopin.
Sejak dikendalikan Kookmin Bank, ekspansi bisnis KB Bukopin semakin tak terbendung lantaran perusahaan kini bisa semakin meluaskan jaringan dan bisnis pembiayaan serta pendanaan mengandalkan jaringan perusahaan-perusahaan Korea yang ada di Indonesia. Dipastikan ke depannya ada semakin banyak perusahaan Korea yang tergabung dalam Korean Link atau jaringan perusahaan asal Korsel yang mempercayakan pengelolaan keuangan melalui KB Bukopin.
"KB Bukopin optimis pertumbuhan bisnis perusahaan ke depannya akan semakin besar seiring komitmen Korea Selatan untuk terus berinvestasi di berbagai sektor industri di Indonesia. Jaringan perusahaan asal Korea Selatan di Indonesia telah KB Bukopin memanfaatkan dengan maksimal, melalui keberadaan Korean Link yang efektif berjalan sejak kuartal I/2021," kata Presiden Direktur KB Bukopin Chang Su Choi.
Ekspansi bisnis yang sangat mungkin dilakukan KB Bukopin meliputi penyaluran kredit, penghimpunan dana, pemberian jasa bank garansi, dan fasilitas trade finance seperti LC, SKBDN, dan standby LC. Potensi pengembangan bisnis ini sangat besar, karena hingga 2020 lalu ada lebih dari 2.000 perusahaan asal Korea Selatan yang beroperasi di Indonesia.
Nama-nama besar perusahaan Korea Selatan yang tergabung dalam Korean Link Business salah satunya adalah Lotte Group, LG Electronics, Hyundai, Hankook Tire, dan Lock & Lock. Dari 2 ribu lebih perusahaan asal Korsel di Indonesia, hingga kuartal I/2022 diestimasi ada sekitar 51 perusahaan Korsel yang tergabung dalam Korean Link Business KB Bukopin.
Dari puluhan perusahaan tersebut, 44 diantaranya sudah mempercayakan KB Bukopin sebagai bank pengelola dan penghimpun dana perusahaan dan karyawan. Kemudian, 7 perusahaan sudah memanfaatkan jasa KB Bukopin sebagai bank penyalur kredit untuk memenuhi kebutuhan bisnis mereka.
Potensi KB Bukopin untuk tumbuh semakin besar jika melihat data realisasi investasi yang dilakukan perusahaan-perusahaan asal Korsel di Indonesia. Sepanjang 2021 lalu, investasi Korsel ke Indonesia mencapai US$ 1,64 miliar untuk pembiayaan 2,511 proyek di dalam negeri. Jumlah ini menempatkan Korsel sebagai negara investor ketujuh terbesar di Indonesia sepanjang 2021.
Data Kedutaan Besar Korsel menunjukkan, mayoritas investasi Korsel di Indonesia masuk ke sektor produksi (50,5%) yang nilainya mencapai US$ 7,6 miliar. Kemudian, investasi Korsel juga banyak dilakukan di sektor pertambangan (19,8% atau US$3 miliar), Keuangan & Asuransi (9,3% atau US$1,4 miliar) dan sektor lainnya.
Besarnya nilai investasi yang dilakukan penanam modal asal Korsel di Indonesia tentu akan berpengaruh terhadap kinerja KB Bukopin yang dikendalikan Kookmin Bank. Alasannya, sebagai bank terbesar di Korsel, Kookmin Bank pasti akan memanfaatkan jaringan dengan sesama pebisnis dan pelaku usaha dari Korsel di Indonesia agar memercayakan manajemen keuangan perusahaannya di KB Bukopin.
Contoh sederhananya, perusahaan-perusahaan asal Korsel sangat besar kemungkinannya akan memanfaatkan layanan dan produk KB Bukopin untuk mengelola pembayaran dan penempatan dana untuk gaji karyawan. Selain itu, KB Bukopin juga berpeluang menjadi bank yang menjadi pilihan pertama jika perusahaan asal Korsel membutuhkan kredit.
Dampak positif dari masuknya Kookmin Bank sebagai PSP KB Bukopin bukan isapan jempol belaka. Terbukti, sejak Korean Link KB Bukopin dijalankan pada kuartal I/2021, nilai penghimpunan dana perusahaan mampu tumbuh 395% secara tahunan per akhir 2021.
DPK dari perusahaan asal Korsel yang dikelola KB Bukopin naik Rp 6,31 triliun secara tahunan menjadi Rp 7,82 triliun per Desember 2021. Pada saat yang sama, penyaluran kredit KB Bukopin kepada perusahaan-perusahaan asal Korsel di Indonesia mencapai Rp420 miliar.
KB Bukopin melalui Korean Link juga telah memberikan fasilitas bank garansi dan trade finance dengan nilai plafon mencapai Rp 180 miliar di periode yang sama.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan per September 2021, rugi bersih KB Bukopin pada periode tersebut telah turun dari Rp 1,06 triliun pada kuartal III/2020 menjadi Rp 361,02 miliar di kuartal III/2021. Penurunan rugi bersih KB Bukopin pada periode tersebut ditopang naiknya pendapatan bunga bersih perusahaan sebanyak 31,38% secara tahunan menjadi Rp 611,15 miliar.
Pada periode yang sama, KB Bukopin telah menyalurkan kredit sebanyak Rp 53,94 triliun dan menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 56,48 triliun atau naik 28,24% secara tahunan. KB Bukopin tercatat memiliki aset total Rp 89,27 triliun hingga periode tersebut.
Pertumbuhan positif kinerja KB Bukopin sepanjang 2021, setidaknya hingga kuartal III tahun lalu, terjadi sedikit banyak karena pengaruh masuknya Kookmin Bank sebagai PSP perusahaan sejak akhir 2020 lalu. Kookmin Bank saat ini memegang 67% saham KB Bukopin atau menempatkan modal total Rp2,19 triliun di perusahaan.
(rah/rah)