Eropa Timur Membara, IHSG Merah Tipis.. Pekan Depan Gimana?

Putra, CNBC Indonesia
27 February 2022 20:00
Aktivitas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/1/2018). Pasca ambruknya koridor lantai 1 di Tower 2 Gedung BEI kemarin (15/1/2018), hari ini aktifitas perdagangan saham kembali berjalan normal
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam sepekan ini pergerakan harga saham domestik cenderung flat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah tipis 0,07% pada periode 21-25 Februari 2022.

Dari 11 indeks sektoral yang ada tercatat ada 6 indeks yang mengalami kenaikan dan sisanya 5 indeks sektoral mengalami pelemahan.

Indeks dengan kinerja paling apik sepanjang minggu ini jatuh kepada IDXENERGY dengan apresiasi mencapai 2,26%.

Kenaikan harga energi global juga turut mengerek naik harga saham-saham emiten energi domestik. Harga minyak mentah Brent sempat tembus US$ 100/barel. Kemudian harga batu bara naik 25% ke level US$ 252/ton minggu ini.

Kenaikan harga komoditas energi juga dipicu oleh konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Setelah sebelumnya Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Rusia akan menginvasi Ukraina dalam beberapa hari, kata-kata Biden pun terbukti.

Putin telah mendeklarasikan perang. Bahkan sekarang militer Rusia sudah menduduki ibu kota Ukraina Kyiv.

Baik Rusia dan Ukraina keduanya merupakan negara eksportir komoditas. Rusia unggul dalam hal produksi minyak. Dalam satu hari produksi minyak Rusia mencapai 10,5 juta barel (bph) atau setara dengan 11% output global.

Perang yang terjadi membuat pasar khawatir produksi maupun pasokan energi akan terganggu sehingga membuat harga melambung.

Harga minyak dan batu bara memang menjadi proksi bagi emiten-emiten migas dan tambang batu bara domestik.

Ketika harga minyak dan batu bara naik, maka akan direspons serupa oleh harga saham-saham domestik di sektor tersebut.

Namun naiknya harga komoditas juga memberikan dampak negatif bagi sektor konsumen. Pasalnya kenaikan harga komoditas akan membuat beban biaya emiten konsumen bengkak dan marjinnya terancam tergerus.

Harga-harga komoditas mulai dari energi hingga pangan yang melambung tinggi menjadi ancaman tersendiri bagi emiten untuk sektor konsumen non-siklikal yang memiliki eksposur besar terhadap minyak, harga CPO dan juga gandum sebagai bahan baku produknya.

Kenaikan harga komoditas berpeluang memangkas laba (earnings) dari perusahaan tersebut, sehingga wajar indeks IDXNONCYC menjadi salah satu indeks sektoral dengan kinerja yang buruk di pekan ini dengan pelemahan 2,33%.

Untuk minggu depan, fokus investor masih akan tertuju pada poros Rusia-Ukraina dan NATO. Eskalasi geopolitik hingga sanksi ekonomi yang diberikan bakal membuat pasar jauh lebih volatil.

Secara sektoral, saham-saham emiten eksportir komoditas seperti batu bara hingga CPO masih akan diuntungkan dengan kenaikan harga global. Namun kembali lagi, ini juga akan berdampak buruk pada kinerja emiten konsumen.

Berikut adalah kinerja indeks pada periode 21-25 Februari 2022

Indeks

Return

IDXENERGY

2.26%

IDXINFRA

1.42%

IDXINDUST

1.32%

IDXTECHNO

0.80%

IDXHEALTH

0.32%

IDXFINANCE

0.03%

IHSG

-0.07%

IDXBASIC

-1.66%

IDXNONCYC

-2.33%

IDXPROPERT

-3.71%

IDXCYCLIC

-3.80%

IDXTRANS

-4.54%

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular