
Rusia Perang Dengan Ukraina, Saatnya Untuk Borong Emas?

Jakarta, CNBC Indonesia - Emas menjadi salah satu komoditas yang dicari investor ketika terjadi konflik. Bahkan dalam beberapa hari terakhir sudah terjadi peningkatan harga yang signifikan.
Pada perdagangan intraday Kamis lalu, harga emas sempat melonjak 3,5% ke level US$ 1.973/troy setelah ada ledakan yang terjadi di ibu kota Ukraina, Kiev. Namun pada penutupan perdagangan Jumat (25/2/2022) kemarin harga emas malah merosot 0,82% ke level 1.887,6/troy ons.
Konflik antara Rusia dan Ukraina membuat banyak ahli memperkirakan emas akan memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa pada akhir tahun ini.
Rekor tertinggi sepanjang masa emas berada di US$ 2.072,49/troy ons yang dicapai pada 7 Agustus 2020 lalu. Rekor tersebut diperkirakan akan pecah oleh analis dari Wells Fargo yang melihat emas akan berada di kisaran US$ 2.100/troy ons di akhir tahun ini.
"Target harga emas kami di akhir 2022 adalah US$ 2.000 - US$ 2.100/troy ons. Satu kekhawatiran yang umum apakah The Fed yang akan menaikkan suku bunga di bulan Maret akan membuat prediksi kami melesat," kata Austin Pickle, analis di Wells Fargo, sebagaimana diwartakan Kitco, Rabu (23/2).
Sementara itu Frank Holmes, CEO dari U.S. Global Investors mengatakan emas secara historis mencatat kinerja yang bagus saat terjadi gejolak geopolitik, dan bisa naik sekitar 50% dari level saat ini. Holmes memprediksi emas bisa mencapai US$ 3.000/troy ons.
"Saya merasa yakin emas akan dengan mudah mencapai US$ 2.500 - US$ 3.000/troy ons," kata Holmes.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Geger! RI Temukan "Harta Karun" 2 Miliar Ton Emas