Yang Lain Minggir! Batu Bara Terbang Tinggi Menuju Rekor
Jakarta, CNBC Indonesia - Invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina membuat harga batu bara terbang tinggi pada perdagangan Kamis kemarin, dan nyaris memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa.
Melansir data dari Refinitiv, harga batu bara acuan untuk kontrak Maret di Ice Newcastle (Australia) meroket 14,27% ke US$ 271/ton. Sementara rekor tertinggi harga batu bara US$ 280/ton yang dicapai pada 5 Oktober 2021 lalu.
Sepanjang pekan ini batu bara menguat 4 hari beruntun dengan total 34,73%.
Invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina memicu kekhawatiran akan terganggunya pasokan batu bara.
Presiden Rusia Vladimir Putin kemarin mengumumkan operasi militer ke Ukraina, yang membuat harga komoditas energi meroket. Maklum saja, Rusia merupakan produsen minyak mentah, gas, hingga batu bara.
Berdasarkan data Worldometer, Rusia merupakan produsen batu bara terbesar ke 6 di dunia.
Apalagi dari sisi ekspor Rusia berada diurutan ketiga dunia setelah Indonesia dan Australia. Pada tahun 2019, ekspor Rusia mencapai 217 juta ton.
"Saya telah membuat keputusan operasi militer," kata Putin dalam pernyataan mengejutkan di televisi sesaat sebelum pukul 6.00 pagi waktu setempat.
Putin mengumumkan operasi militer tersebut demi membela separatis di wilayah timur Ukraina, yakni Donestk dan Luhansk. Di awal pekan ini, Putin sudah mengakui kemerdekaan kedua wilayah tersebut, dan menempatkan pasukannya di sana untuk "menjaga perdamaian "
Meski demikian, dalam pidato berikutnya Putin mengatakan Rusia tidak akan membahayakan perekonomian dunia.
"Rusia masih merupakan bagian dari perekonomian dunia. Kami tidak akan membahayakan sistem perekonomian dunia selama kami menjadi bagian di dalamnya," kata Putin.
Melonjaknya harga komoditas energi berisiko memicu inflasi yang semakin tinggi sehingga perekonomian dunia akan terancam. Pernyataan Putin tersebut bisa menjadi indikasi pasokan komoditas dari Rusia tidak akan terganggu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)