Warning! Invasi Rusia ke Ukraina Bisa Kirim IHSG ke 6.650
Jakarta, CNBC Indonesia - Invasi yang dilakukan Pemerintah Rusia terhadap Ukraina memberikan tekanan pada seluruh bursa saham global, tak terkecuali bursa saham Tanah Air.
Pada perdagangan Kamis ini, hingga pukul 11.24 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung anjlok lebih dari 1,7% ke level 6.782,36. Data perdagangan menunjukkan, transaksi mencapai Rp 11,53 triliun dengan volume 19,95 miliar saham.
Analis Kanaka Hita Solvera, William Wibowo berpendapat, meningkatnya tensi geopolitik di Ukraina akan memberikan tekanan bagi IHSG. Menurutnya, saat ini, IHSG berpeluang terkoreksi tajam setelah mengalami penguatan yang signifikan.
"Situasi geopolitik yang kembali memanas di wilayah Rusia & Ukrania berpotensi membuat IHSG kembali tertekan," kata William, Kamis (24/2/2022).
Secara teknikal, menurut William, saat ini IHSG sudah berada di wave [v] dari wave 5. Pagi ini, meskipun IHSG rawan untuk terkoreksi, tetapi relative terbatas ke 6880-6900, setelah itu, IHSG akan kembali naik lagi untuk selesaikan wave [v] dari wave 5.
"Setelah wave 5 ini selesai, IHSG haruasnya rawan untuk turun lagi dengan target minimal di 6650-6700," ungkap dia.
Sementara itu, risiko ketegangan geopolitik di Ukraina, menurut Head of Research BRI Danareksa Sekuritas, Helmi Kristanto meningkatkan risiko volatilitas bagi IHSG.
"Adanya ketegangan geopolitik Ukraina menyebabkan risiko volatilitas dari sisi risiko eksternal meningkat lebih tinggi di saat pasar perlahan terlepas dari pandemi," katanya.
Seperti diketahui, Rusia mengumumkan melakukan operasi militer ke Ukraina. CNBC International dan CNN International bahkan melaporkan ledakan dilaporkan sudah terjadi di ibu kota Kyiv.
Ledakan tersebut terjadi beberapa menit setelah pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengumumkan operasi militer di Ukraina demi membela separatis di timur negeri itu. Putin sendiri mengakui kedua wilayah itu merdeka dari Ukraina Senin.
"Saya telah membuat keputusan operasi militer," kata Putin dalam pernyataan mengejutkan di televisi sesaat sebelum pukul 6.00 pagi waktu setempat.
(sys/vap)