Perang Dunia III Meletus, Pasokan Batu Bara Dunia Bisa Kiamat
Jakarta,CNBC Indonesia - Harga batu bara yang melonjak tak lepas dari ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Ternyata, Rusia memiliki pengaruh besar terhadap pasokan batu bara di Asia.
Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 224,75/ton, melesat 7,36% dari posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Putin "membelah" Ukraina dengan mengakui kemerdekaan pemberontak dan berencana mengirimkan pasukan sebagai "tentara perdamaian" membuat kecaman banyak negara. Rusia pun dikepung oleh ancaman hukuman dari berbagai negara.
Ketegangan ini kemudian membuat peara pelaku pasar khawatir terhadap pasokan batu bara dunia.
Pasalnya, Rusia merupakan eksportir terbesar nomor tiga dunia setelah Indonesia dan Australia. Pada tahun 2019, ekspor Rusia mencapai 217 juta ton. Posisi Rusia di pasar batu bara dunia pun cukup strategis karena menjadi pemasok sejumlah negara besar di Asia. Selain itu, Rusia juga merupakan urutan ke-enam produsen batu bara terbesar dunia.
Asal tahu saja, Asia adalah konsumen terbesar batu bara dunia dengan porsi 80% dari total konsumsi dunia.
Rusia merupakan pemasok batubara nomor dua China, konsumen batu bara terbesar di dunia, pada tahun 2021. China mengimpor 15,25 juta ton atau 4,72% dari total impor batu bara dari Rusia pada tahun 2021, menurut data bea cukai.
Kemudian, Rusia adalah pemasok batubara termal terbesar kedua di Jepang. Pada tahun 2021 Rusia menyumbang 12,48% menurut data bea cukai Jepang. Jepang sendiri merupakan konsumen batu bara terbesar nomor 4 dunia
Rusia pemasok batu bara terbesar kedua ke Korea Selatan pada tahun 2021 setelah Australia, mengirimkan 21,95 juta ton senilai sekitar $2,56 miliar dan menyumbang 17,5% dari total impor batu bara Korea Selatan, data menunjukkan.
India sebagai konsumen batubara dunia terbesar nomor dua pun mengimpor batu bara dari Rusia. Porsinya mencapai 1,3% dari total impor batu bara nasional.
(ras)