Eksportir Bahagia! Harga Batu Bara Meroket 11% Lebih

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Rabu, 23/02/2022 12:19 WIB
Foto: REUTERS/Valentyn Ogirenko

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah tertekan dalam dua minggu terakhir harga batu bara akhirnya meroket lagi di pekan. Penyebabnya, risiko gangguan supply akibat eskalasi geopolitik antara Rusia denga Ukraina yang turut melibatkan Amerika Serikat dan Negara Barat.

Melansir data Refinitiv, harga batu bara acuan Ice Newcastle untuk kontrak bulan Maret melesat 7,3% ke US$ 224,75/ton Selasa kemarin. Di awal pekan kenaikannya tercatat sebesar 4%. Artinya dalam dua hari perdagangan pekan ini batu bara terbang lebih dari 11%. 

Rusia merupakan salah satu produsen terbesar batu bara baru saja diberikan sanksi oleh Amerika Serikat (AS) setelah dikatakan melakukan invasi ke Ukraina. Negara Barat lainnya juga bersiap untuk memberikan sanksi.


Berdasarkan data Worldometer, Rusia merupakan produsen batu bara tersebesar ke 6 di dunia, pasokannya bisa terhambat seandainya konflik antar negara tersebut berujung ke perang. 

Di awal pekan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui kemerdekaan wilayah Donestk dan Luhansk dari Ukraina.

Putin juga mengerahkan pasukannya ke wilayah tersebut untuk "menjaga perdamaian". Presiden AS, Joe Biden pun memberikan sanksi atas aksi tersebut.

"Ini adalah awal dari invasi Rusia ke Ukraina, Putin mengindikasikan hal tersebut dan meminta izin Duma (parlemen) untuk melakukannya. Jadi saya mulai memberikan sanksi," kata Biden sebagaimana diwartakan CNBC International.

Biden memberikan sanski ke bank VEB dan bank militer Rusia (PSB). Institusi finansial di AS tidak diizinkan untuk memproses transaksi ke dua bank tersebut.

Sanksi begitu juga diberlakukan ke obligasi yang membuat Rusia tidak bisa lagi menjualnya ke Negara Barat. Beberapa individu Rusia juga diberikan sanksi oleh Biden.

Selain eskalasi tensi geopolitik, kenaikan harga batu bara di China juga menjadi turut mengerek harga batu bara internasional.

Hingga Senin kemarin, harga batu bara sudah naik 5 hari beruntun akibat supply yang rendah sementara permintaan diperkirakan akan meningkat pasca Libur Imlek dan Olimpiade Musim dingin.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Alasan Produsen Batu Bara Ramai-Ramai Incar Bisnis LNG & EBT