
Bursa Asia Ditutup Memerah, Hanya STI-IHSG yang Selamat!

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia ditutup melemah pada perdagangan Senin (21/2/2022) awal pekan ini, karena investor terus mengamati perkembangan terbaru dari tensi geopolitik Rusia-Ukraina dan mereka berharap ada solusi diplomatik untuk meredakan tensi kedua negara tersebut.
Hanya indeks Straits Times (Singapura) dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup di zona hijau pada hari ini. Straits Times ditutup menguat 0,22% ke level 3.436,36 dan IHSG berakhir naik 0,15% ke posisi 6.902,965.
Sedangkan sisanya terpantau ditutup di zona merah. Indeks Nikkei (Jepang) ditutup ambles 1,18% ke level 26.910,869, Hang Seng (Hong Kong) melemah 0,65% ke 24.170,07, Shanghai Composite (China) turun tipis 0,15 poin ke 3.490,61, dan KOSPI (Korea Selatan) turun tipis 0,03% ke posisi 2.743,80.
Dari China, bank sentral (People Bank of China/PBoC) memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga pinjaman acuannya pada hari ini, sesuai dengan prediksi pasar sebelumnya.
Suku bunga acuan bertenor 1 tahun tetap di level 3,7%, sedangkan suku bunga acuan berjatuh tempo 5 tahun juga masih berada di level 4,6%.
Dari sentimen ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina, kabar terbaru datang di mana Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden setuju untuk menggelar pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk upaya diplomatik terakhir mencegah invasi Rusia ke Ukraina.
Juru Bicara Gedung Putih, Jen Psaki mengatakan bahwa jika Rusia tidak menginvasi Ukraina dalam pekan ini, pertemuan antara kedua Presiden tersebut akan dilakukan setelah pertemuan Menteri Luar Negeri AS dan Rusia dilakukan.
Sementara di Eropa, kabar cenderung buruk datang dari Credit Suisse yang tersandung skandal baru bahwa beberapa surat kabar melaporkan lebih dari 18.000 akun di perusahaan perbankan investasi tersebut bocor. Informasi yang bocor mencakup rekening senilai lebih dari US$ 100 miliar.
Dalam data yang bocor, disebutkan bahwa klien dari bank terbesar kedua Swiss itu termasuk orang-orang dengan karakter buruk. Seperti penjahat, tersangka pelanggar hak asasi manusia (HAM) dan individu yang terkena sanksi, termasuk diktator.
Namun, Credit Suisse menolak tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa proyek Pelaporan Kejahatan dan Korupsi Terorganisir (OCCRP) dan 46 media merilis data yang tidak akurat.
Di lain sisi, Pasar di AS hari ini libur untuk memperingati Hari Ulang Tahun George Washington.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
