
Biden Batal Mudik Bikin Pasar Waspada Invasi, IHSG Hati-Hati!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses mencatat penguatan tiga pekan beruntun bahkan memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa minggu lalu.
Melansir data Refinitiv, IHSG dalam sepekan tercatat menguat 1,13% ke 6.892,818, dengan rekor tertinggi sepanjang masa 6.899,410 yang tercatat pada Jumat (18/2).
Investor asing masih rajin memborong saham di dalam negeri. Sepanjang pekan lalu aksi beli bersih (net buy) asing tercatat sekitar Rp 3,8 triliun di pasar reguler, nego dan tunai. Pekan sebelumnya net buy tercatat lebih dari Rp 7 triliun.
Perkembangan situasi di Eropa Timur akan menjadi faktor utama yang menggerakkan IHSG pada perdagangan Senin (21/2).
Minggu kemarin, Presiden AS, Joe Biden tiba-tiba membatalkan rencananya untuk batal pulang kampung ke Delaware pasca rapat dengan Dewan Keamanan Nasional. CNBC International melaporkan rapat di hari Minggu sangat jarang terjadi, begitu juga dengan berubahnya jadwal Presiden AS dalam waktu singkat menjadi hal yang tidak biasa.
Hal ini tentunya membuat pelaku pasar was-was akan kemungkinan invasi yang akan dilakukan Rusia ke Ukraina.
Biden pada Jumat pekan lalu mengatakan Rusia kemungkinan akan menginvasi Ukraina dalam beberapa hari ke depan. Prediksi tersebut diucapkan setelah mendapat informasi intelijen yang berhasil dicegat, menunjukkan para jenderal Rusia diberi perintah memobilisasi pasukannya untuk melakukan invasi.
"Kami punya alasan untuk percaya Rusia berencana menyerang Ukraina di pekan depan, dalam beberapa hari ke depan. Kami percaya mereka akan menjadikan Ibukota Kiev sebagai target, kota dengan 2,8 juta orang tidak bersalah," kata Biden Jumat lalu.
Dengan kondisi seperti itu, IHSG yang pada pekan lalu mencetak rekor tertinggi sepanjang masa tentu berisiko besar mengalami koreksi.
Secara teknikal, IHSG yang bertahan di atas pola Rectangle yang dibentuk sejak Oktober lalu, mampu terus melanjutkan tren kenaikan.
Batas atas pola ini berada di kisaran 6.735, dan batas bawah pola Rectangle berada di kisaran 6.510, artinya ada jarak sekitar 215 poin dari level tersebut ke batas atas.
Selama bertahan di atasnya, target penguatan IHSG sebesar 215 poin ke 6.950.
![]() Foto: Refinitiv |
IHSG juga berada di atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), MA 100 dan MA 200 pada grafik harian.
Selama mampu bertahan di atas tiga MA tersebut, berlanjutnya penguatan IHSG ke depannya masih terbuka lebar.
Sementara itu indikator Stochastic pada grafik harian dan 1 jam masih berada di wilayah jenuh beli (overbought), sehingga risiko koreksi cukup besar.
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Level psikologis 6.900 menjadi resisten terdekat yang harus dilewati agar mampu menuju dan target pola Rectangle di di 6.950.
Sementara itu selama tertahan di bawah resisten, IHSG berisiko terkoreksi ke kisaran 6.850 hingga 6.840. Support selanjutnya berada di kisaran 6.815 hingga 6.800.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000