
Harga Batu Bara Rontok 8%, Gara-gara Xi Jinping Ya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Minggu lalu adalah periode yang buruk bagi batu bara. Bagaimana tidak, harga si batu hitam anjlok lebih dari 8%.
Akhir pekan lalu, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 201,15/ton. Turun 1,25% dari hari sebelumnya.
Koreksi itu membuat harga batu bara secara mingguan anjlok 8,57%. Jauh memburuk ketimbang pekan sebelumnya yang naik 6,49%.
Sepertinya perkembangan di China mempengaruhi harga batu bara. Pemerintahan China di bawah pimpinan Presiden Xi Jinping memang berkomitmen menjaga harga batu bara tidak terlampau mahal.
Tahun lalu, China merasakan dampak parah dari tingginya harga batu bara. Krisis batu bara membuat sebagian wilayah China terpaksa mengalami pemadaman bergilir.
Tidak mau hal itu terulang, pemerintah China mencoba mengintervensi pembentukan harga batu bara agar tidak terlalu tinggi. Bukan dengan penetapan Harga Eceran Tertinggi Rp 14.000/liter, tetapi dengan menggelontorkan pasokan batu bara ke pasar.
Belum lama ini, Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional China kembali memanggil para produsen batu bara. Komisi mendesak produsen untuk segera menambah produksi agar harga batu bara tetap terjaga wajar.
Langkah ini rasanya efektif meredam kenaikan harga batu bara. Bukan sekadar meredam, tetapi malah jadi anjlok.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji) Next Article Kurang 'Vitamin', Harga Batu Bara Diramal Masih Lemah Lesu
