Gimana Ceritanya BYAN Bisa Kehilangan Pendapatan Rp 2 T?

Vega Aulia Pradipta & dhf, CNBC Indonesia
Jumat, 18/02/2022 16:25 WIB
Foto: Bayan Siapkan Capex USD 100 Juta-130 Juta (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten batu bara PT Bayan Resources Tbk (BYAN) dan anak-anak usahanya kehilangan pendapatan kurang lebih sebesar US$ 164 juta atau sekitar Rp 2,34 triliun (asumsi kurs Rp 14.300/US$) selama bulan Januari 2022. 

Selain itu, perseroan dan anak-anak usahanya juga mengalami kerugian sekitar US$ 4,8 juta atau sekitar Rp 68,64 miliar atas demurrage. Hal itu disampaikan BYAN dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) seperti dikutip Jumat (18/2/2022). 

Adapun demurrage adalah kerugian yang dialami oleh kapal yang diakibatkan oleh keterlambatan waktu pelayanan kapal yang terkait dengan kualitas pelayanan jasa kepelabuhanan. 


Pada 15 Februari 2022, Perseroan menyatakan pengakhiran keadaan kahar pada perseroan dan anak-anak usahanya yakni PT Bara Tabang, PT Fajar Sakti Prima, PT Firman Ketaun Perkasa, PT Teguh Sinarabadi, PT Wahana Baratama Mining. 

Sebelumnya, BYAN dan lima anak usahanya tersebut pada 13 Januari 2022 telah mengirimkan pemberitahuan keadaan kahar kepada para pembeli batu baranya.

Hal itu sehubungan dengan adanya kebijakan larangan ekspor batu bara sejak tanggal 1 Januari hingga 31 Januari 2022 yang dikeluarkan oleh Kementerian ESDM. 

Adapun pengakhiran keadaan kahar tersebut dapat dilakukan karena Kementerian ESDM telah mengeluarkan pencabutan larangan ekspor tersebut dan telah dilakukan negosiasi jadwal pengiriman yang baru antara Perseroan dan anak-anak usahanya tersebut, dengan para pembelinya. 

"Perseroan dan anak-anak usahanya tersebut dapat kembali memenuhi kewajiban pengiriman batu baranya sesuai dengan kontraknya," ungkap manajemen BYAN. 


(vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Batu Bara Lesu, Industri Didorong Tetap Efisien & Adaptif