Masuk Tengah Hari, Tenaga Mata Uang Garuda Hampir Habis

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
17 February 2022 11:51
Dolar-Rupiah
Foto: Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah cenderung melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (17/2/2022). Di mana banyaknya sentimen positif terhadap aset berisiko dan data ekonomi AS yang baik membuat Mata Uang Garuda tertekan.

Melansir data dari Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,1% ke Rp 14.240/US$. Namun, bergerak membalik arah melemah 0,25% ke Rp 14.290/US$ pada pukul 11:00 WIB.

Sementara itu, pergerakan indeks dolar AS sedang menguat di pasar spot hari ini, tercatat penguatan sebanyak 0,06% di US$ 95,759. Penguatan tersebut sudah berlangsung selama dua hari beruntun.

Walaupun pekan ini Indonesia disuguhkan dengan rilis data ekonomi yang baik, tapi tampaknya tidak bisa menguatkan performa rupiah.

Sebab investor optimis dengan pemulihan ekonomi AS yang menunjukkan perbaikan kemarin jelang prediksi kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed).

Departemen Perdagangan AS melaporkan penjualan ritel AS meningkat 3,8% dan menjadi yang tertinggi dalam 10 bulan di Januari, hal tersebut dipicu oleh lonjakan pembelian kendaraan bermotor. Adanya krisis pasokan kendaraan bermotor karena kurangnya pasokan semikonduktor dunia juga mendorong harga mobil menjadi naik.

"Rebound yang kuat pada penjualan ritel Januari menunjukkan konsumen masih memiliki banyak hal untuk mendorong ekspansi ekonomi di tahun ini," tutur Senior Analis BMO Pasar Modal Toronto Sal Guatieri dikutip dari Reuters.

Namun, beberapa analis pasar memprediksikan adanya kenaikan penjualan ritel tersebut karena harga mobil juga sedang tinggi. Hal tersebut dipicu oleh krisis pasokan kendaraan bermotor karena kurangnya pasokan semikonduktor dunia.

Penjualan di toko elektronik meningkat 1,9%, penjualan di toko bangunan melonjak 4,1% dan juga kenaikan terjadi pada toko makanan dan minuman di AS. Sementara itu, penjualan barang olahraga, hobi, alat musik, dan toko buku turun 3%. Diprediksikan konsumen sedang mengurangi pengeluaran sekunder karena inflasi.

US RETAIL SALESSource: Reuters

Penjualan ritel adalah indikator utama untuk menghitung konsumsi rumah tangga dan menyumbang proporsi besar dalam aktivitas ekonomi keseluruhan. Data penjualan ritel yang tinggi dan melebihi ekspektasi dapat menunjukkan ekonomi yang optimis.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Dekati Rp 15.000/US$, Begini Kondisi Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular