
NATO Tak Percayai Sikap Lunak Rusia, Wall Street Dibuka Merah

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) anjlok pada pembukaan perdagangan Rabu (16/2/2022) di tengah tuduhan bahwa Rusia tak menarik mundur pasukan sementara pasar mengantisipasi rilis risalah rapat bank sentral (Federal Reserve/The Fed).
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 170 poin (-0,5%) pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan selang 30 menit menjadi minus 187,68 poin (-0,54%) ke 34.801,16. S&P 500 turun 29,6 poin (-0,66%) ke 4.441,47 dan Nasdaq merosot 166,13 poin (-1,17%) ke 13.973,63.
Saham Meta (induk usaha Facebook) anjlok sekitar 3% setelah perseroan menetapkan nilai perusahaan baru untuk menyemangati karyawannya yang mulai kehilangan kepercayaan pada visi perseroan.
Menanggapi penarikan mundur pasukan Rusia, pejabat NATO dikabarkan tak mempercayainya dan mengklaim bahwa Negeri Tirai Besi tersebut justru menambah pasukannya di perbatasan Ukraina. Harga saham emiten energi pun kembali naik, sementara indeks CBOE Volatility Index, atau indeks kecemasan pasar dilaporkan lompat 2% melewati level 26.
"Pasar terus memantau situasi di Ukraina dan menunggu rilis risalah rapat The Fed," tutur pendiri The Sevens Report's Tom Essaye dalam laporan riset yang dikutip CNBC.
Departemen Tenaga Kerja AS merilis data penjualan harga grosir melonjak 1% di Januari mendorong kenaikan secara tahunan sebanyak 9.7%. Adanya inflasi yang tinggi, membuat investor menunggu rapat risalah The Fed dari rapat di Januari yang akan dirilis hari ini pukul 2 sore waktu setempat.
Ketua Dewan Perencana Investasi dan Pasar J.P Morgan Asset Management Michael Cembalest mengatakan bahwa data terbaru inflasi menunjukkan bahwa inflasi berada di teritori sementara.
Setelah pada September sempat memfaktorkan kenaikan suku bunga sebanyak sekali, sekarang pasar memprediksikan kenaikan antara 6 hingga 7 kali tahun ini, dengan ekspektasi naik 50 basis poin (bp).
Penjualan ritel Januari tercatat melonjak 3,8% atau jauh lebih baik dari ekspektasi pasar yang memprediksikan adanya kenaikan sebesar 2,1%, setelah sempat merosot 1,9% di Desember.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir