Indomaret Peritel Milik Salim yang Viral Timbun Minyak Goreng

Syahrizal Sidik & dhf, CNBC Indonesia
16 February 2022 18:00
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Masih langkanya minyak goreng di pasaran masih menjadi isu hangat. Isu kini bergeser ke tudingan aksi penimbunan oleh peritel yang menyasar end user seperti Indomaret.

Isu ini muncul setelah hasil sidak yang dilakukan oleh Komisi II DPRD Pringsewu bersama Satpol PP. Sidak yang dilakukan Selasa (15/2/2022) itu menemukan adanya 100 kilogram (kg) minyak goreng di salah satu gerai Indomaret di Pringsewu.

Sekjen Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) Solihin pun akhirnya buka suara terkait isu tersebut. Ia menampik dengan tegas jika salah satu anggotanya melakukan penimbunan minyak goreng.

"Gimana mau nimbun, service levelnya saja saat ini masih berfluktuasi 7-15%? Kalau ada anggota mengatur alur barang, bukan penimbunan. Kan ini dibatasi setiap orang hanya bisa beli 2 liter. Dia beli sekarang, terus 2 jam lagi balik lagi beli, siapa yang lihat?," kata Solihin kepada CNBC Indonesia, Rabu (16/2/2022).

"Bagaimana menimbun, barangnya nggak punya? Bukan protes ya, cuma contoh. Di daerah tertentu seorang pejabat bilang minyak gorengnya hanya untuk warganya. Kan kita bingung juga. Apalagi, 100 kg, bukan menimbunlah. Ritel modern itu butuh 3 juta liter," kata Solihin.

Aprindo sendiri, lanjutnya, menetapkan agar setiap kali pasokan masuk, segera dilepas namun dengan pengaturan agar pembelian terbatas dan tidak memicu panic buying.

"Karena itu kita berharap pemerintah segera mengguyur minyak goreng ke pasar tradisional. Karena, memang sejak pemerintah menggelar minyak goreng satu harga, dimulai di ritel modern. Saat HET juga, yang bisa langsung menjalankan sesuai harga ditetapkan itu ritel modern. Sementara, di pasar tradisional barang tidak ada, mereka jadi ke ritel modern," jelasnya.

Dia menambahkan, kesulitan supply diharapkan bisa teratasi pekan depan. Dengan begitu, ada keseimbangan pembelian di pasar tradisional dan ritel modern.

"Tapi, gimana orang percaya sama kita. Sementara harus jual Rp14.000 tapi barang nggak ada. Tapi, kalau jual Rp18.000 - 21.000 per liter barang ada. Bingung juga. Saya yakin Satgas Pangan akan segera bertiindak, karena prihatin juga. Di penjualan online barangnya selalu ada, tapi harganya Rp18.000 - 21.000 per liter," kata Solihin.

PT Indomarco Prismatama, selaku pengelola gerai ritel Indomaret juga membantah tudingan tersebut. Alih-alih menimbun, perusahaan justru patuh dengan kebijakan pemerintah.

Marketing Director PT Indomarco Prismatama, Darmawi Alie mengatakan, Indomaret mengikuti kebijakan pemerintah mengenai Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng Rp 14.000 per liter untuk kebutuhan masyarakat.

"Prinsip bisnis yang kami lakukan, produk minyak goreng dikirim dari distributor dan kemudian kami teruskan ke gerai-gerai Indomaret untuk dijual langsung ke konsumen akhir," kata Darmawan, kepada CNBC Indonesia, Rabu (16/2/2022).

Namun, persediaan di gerai ini sangat tergantung dari kiriman pasokan distributor. Supply dari pabrik masih terbatas sehingga terjadi kekosongan.

"Gudang di gerai Indomaret sangat terbatas sehingga tidak mungkin ada penimbunan dan kami tidak terbersit sedikit pun untuk menahan minyak goreng. Dalam berusaha, kami tetap konsisten mendukung kebijakan minyak goreng pemerintah dan sesuai arahan Aprindo," katanya.

Selain menjual barang kebutuhan pokok, di tempat tertentu Indomaret juga menyediakan makanan siap saji, antara lain Yummy Fried Chicken.

"Produk siap saji ini membutuhkan bahan baku minyak goreng dan produk yang disimpan dekat dapur di area gerai tidak dijual karena peruntukannya untuk menggoreng ayam Yummy Fried Chicken sebagaimana yang ditemukan pada sidak 14 Februari 2022," ungkapnya.

Sebelumnya, berdasarkan hasil inspeksi mendadak (sidak) tim gabungan Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP), Dinas Perindag dan DPRD Pringsewu di Indomaret Jalan Jenderal Sudirman, Pringsewu, menemukan adanya persediaan minyak goreng 66 liter terdiri dari 32 liter stok toko Jenderal Sudirman dan 22 liter stok toko Jalan Ahmad Yani, namun saat itu belum diambil toko bersangkutan dan stok baru datang 12 liter.

"Telah dilakukan koordinasi dengan Disperindag Kabupaten Pringsewu dan dijelaskan bahwa stok di toko benar dipergunakan untuk keperluan menggoreng ayam dan tidak untuk ditimbun," tandas Darmawi.

Gerai Indomaret dikelola oleh PT Indomarco Prismatama. Perusahaan ini merupakan perusahaan di bawah Grup Indofood milik Anthoni Salim.

Salim menguasai Indomarco melalui PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET). DNET sebelumnya bernama Dyviacom Intrabumi yang bergerak pada bisnis internet service provider (ISP).

Namun, pada 19 April 2013, perusahaan menandatangani perjanjian pemesanan saham bersyarat dengan PT Indomarco Perdana,
PT Lentera Bumi Mas, Sinarman Jonatan dan Indomarco Prismatama.

Berdasarkan perjanjian ini, perusahaan mendapat hak untuk memesan, mengambil bagian, dan menjadi pemegang saham pada Indomarco Prismatama atas saham baru yang akan diterbitkan oleh Indomarco Prismatama sebanyak 738,72 juta saham dengan nilai nominal sebesar Rp 250 saham, yang mewakili 40% dari total saham ditempatkan dan disetor Indomarco.

Sekarang, pemegang saham DNET terdiri dari Hannawell Group sebesar 39,35%, Megah Eraraharja sebesar 26,6%, dan Anthoni Salim sebesar 25,3%.

Adapun anak usaha DNET dengan kepemilikan mayoritas adalah Indoritel Persada Nusantara dan Mega Akses Persada. Kepemilikan DNET di kedua entitas ini masing-masing 99,99% dan 71,88%.


(dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pemilik Indomaret & Alfamart, Siapa Paling Tajir?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular