Rupiah "Terbang" ke Level Terkuat 1 Bulan, Terima Kasih Putin

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Rabu, 16/02/2022 09:09 WIB
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali menguat cukup tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (16/2), dan menyentuh level terkuat dalam satu bulan terakhir. Meredanya ketegangan di Eropa Timur membuat sentimen pelaku pasar membaik dan kembali masuk ke aset-aset berisiko.

Melansir data Refintiv, begitu perdagangan dibuka rupiah langsung menguat 0,24% ke Rp 14.265/US$, level tersebut merupakan yang terkuat sejak 11 Januari lalu. Penguatan rupiah sedikit terpangkas, berada di Rp 14.370/US$ atau menguat 0,21% pada pukul 9:06 WIB.

Membaiknya sentimen pelaku pasar yang menopang penguatan rupiah pagi ini terjadi setelah laporan terbaru menyebutkan beberapa tentara Rusia yang berada di dekat Ukraina diminta kembali ke pangkalan setelah menyelesaikan latihan.


Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan pasukan tersebut telah menyelesaikan latihan perang dan " telah mulai mengemas peralatan mereka ke menggunakan kereta dan truk, serta mulai bergerak ke pangkalan militer mereka."

Kabar tersebut memberikan sentimen positif ke pasar finansial global, terlihat dari bursa saham Eropa hingga AS yang menguat kemarin. Ketika sentimen membaik, maka aset emerging market dengan imbal hasil tinggi seperti rupiah akan kembali menjadi buruan.

Presiden Rusia, Vladimir Putin mengonfirmasi kalau Kementerian Pertahanan Rusia telah menarik tentara dan prasarana dan sarana pendukung dari perbatasan Ukraina. Hal itu disampaikan Putin dalam konferensi pers bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz di Moskow, kemarin.

Putin mengatakan, Rusia "tentu saja" tidak menginginkan perang. Menurut dia, Rusia siap mencari solusi dengan Barat.

"Kami siap untuk bekerja sama lebih jauh. Kami siap untuk masuk ke jalur negosiasi," ujar Putin seperti dilansir AFP, Rabu (16/2/2022).

Pengumuman tersebut membuat sentimen pelaku pasar membaik dan kembali memburu aset-aset berisiko, dolar AS yang menyandang status safe haven pun menjadi tak menarik. Indeks dolar AS akhirnya melemah 0,4% kemarin yang membuat rupiah menguat.

Rupiah sebelumnya sudah mencatat penguatan sejak awal pekan ini, ditopang kabar baik dari dalam negeri. Bank Indonesia (BI) di awal pekan melaporkan penjualan ritel bulan Desember lalu melesat 13,8% year-on-year (yoy), lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya 10,8% (yoy). Selain itu di bulan Januari, penjualan ritel juga diprediksi masih akan terakselerasi menjadi 16% (yoy).

Konsumsi rumah tangga merupakan kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia berdasarkan pengeluaran. Sehingga ketika penjualan ritel melesat akan berdampak bagus bagi perekonomian.

Kemudian Senin sore pemerintah melonggarkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3.

"[Aturan WFO] sebelumnya 25% jadi 50% atau lebih. Selain itu, aktivitas seni budaya dan tempat wisata dinaikkan jadi 50%," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Selain itu, Luhut menegaskan bahwa hingga saat ini pemerintah belum melihat ada kemungkinan untuk kembali memperketat kebijakan pengetatan.

"Kita engak melihat ada pengetatan-pengetatan lagi. Kita melakukan pelonggaran, tapi dengan monitor ketat," kata Luhut dalam konferensi pers usai rapat terbatas, Senin (14/2/2022).

Dengan PPKM yang tidak akan diketatkan lagi, roda perekonomian tentunya bisa berputar lebih kencang lagi, yang berdampak positif bagi rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS