
Perang Batal, Rupiah Siap "Terbang"!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar baik dari dalam negeri yang bertubi-tubi membuat rupiah kembali menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) Selasa kemarin. Rupiah bahkan sempat menyentuh Rp 14.270/US$ yang menjadi level terkuat dalam satu bulan terakhir.
Di penutupan perdagangan rupiah berada di Rp 14.300/US$. Penguatan tersebut berpotensi berlanjut pada hari ini, Rabu (16/2) sebab sentimen pelaku pasar sedang membaik sebab tensi geopolitik di Eropa Timur mulai mereda.
Laporan terbaru menyebutkan beberapa tentara Rusia yang berada di dekat Ukraina diminta kembali ke pangkalan setelah menyelesaikan latihan.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan pasukan tersebut telah menyelesaikan latihan perang dan " telah mulai mengemas peralatan mereka ke menggunakan kereta dan truk, serta mulai bergerak ke pangkalan militer mereka hari ini."
Kabar tersebut memberikan sentimen positif ke pasar finansial global, terlihat dari bursa saham Eropa hingga AS yang menguat kemarin. Ketika sentimen membaik, maka aset emerging market dengan imbal hasil tinggi seperti rupiah akan kembali menjadi buruan.
Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR sudah sah lepas dari Golden Cross setelah mengakhiri perdagangan Selasa kemarin di bawah rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50) dan MA 200.
Artinya, rupiah lepas dari tekanan yang diberikan dari pola Golden Cross, yakni perpotongan antara rerata MA 50, dengan MA 200 dari bawah ke atas. MA 50 sebelumnya juga sudah memotong MA 100.
Golden Cross bisa menjadi sinyal berlanjutnya kenaikan USD/IDR yang berarti pelemahan rupiah. Dengan kata lain, Golden Cross yang muncul merupakan Death Cross (palang kematian) bagi rupiah.
Tetapi kini rupiah sudah lepas dari pola tersebut sehingga peluang penguatan terbuka lebar.
![]() Foto: Refinitiv |
Apalagi melihat indikator Stochastic pada grafik harian bergerak turun tetapi belum mencapai wilayah jenuh jual (oversold).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Stochastic yang belum mencapai wilayah oversold artinya ruang penguatan rupiah terbuka lebar.
Support terdekat berada di kisaran Rp 14.280/US$ (MA 100), jika mampu ditembus dengan konsisten rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.250/US$.
Sebaliknya resisten berada di kisaran Rp 14.320/US$ hingga Rp 14.330/US$, penembusan level tersebut berisiko membawa rupiah melemah ke Rp 14.250/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?
