Jadi Juara 3 Asia, Isu Perang Dunia 3 Tak Bikin Rupiah Goyang

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
14 February 2022 15:29
Latihan perang di daerah yang dikendalikan Operasi Pasukan Gabungan di wilayah Donetsk, Ukraina timur. (AP/Vadim Ghirda)
Foto: Latihan perang di daerah yang dikendalikan Operasi Pasukan Gabungan di wilayah Donetsk, Ukraina timur. (AP/Vadim Ghirda)

Perhatian saat ini tertuju pada kemungkinan terjadinya perang antara Rusia dengan Ukraina.

Jake Sullivan, penasehat keamanan nasional Gedung Putih mengatakan Rusia kemungkinan akan menyerang Ukraina dalam hitungan hari. Ia juga menyarankan warga Amerika Serikat yang berada di Ukraina untuk meninggalkan negara tersebut.

Ia juga mengatakan ada berbagai kemungkinan serangan militer yang akan dilakukan Rusia, dan bisa jadi akan dimulai dari serangan udara.

"Saya tidak bisa memprediksi dengan pasti seperti apa serangan militer yang akan dilakukan. Seperti saya sebutkan sebelumnya, kemungkinan serangan yang terbatas, atau bisa jadi lebih ekspansif, tetapi kemungkinan besar akan melibatkan perebutan sejumlah wilayah di Ukraina, kota-kota besar, termasuk juga ibu kota," kata Sullivan sebagaimana dilansir Kitco.

Mengutip Reuters, laporan intelijen AS menyebut bahwa invasi Rusia ke Ukraina akan terjadi Rabu pekan ini, meski tidak ada pejabat Negeri Adidaya yang bisa memberikan konfirmasi. Jika itu sampai terjadi, maka akan menjadi awal dari Perang Dunia III.

"Kami terus memantau dan membagikan kepada dunia bagaimana situasi di sana. Kami akan berupaya mencegah operasi serangan palsu yang mungkin menjadi awalan dari serangan sungguhan," tegas Sullivan.

Oleksii Reznikov, Menteri Pertahanan Ukraina, mengungkapkan negaranya telah menerima bantuan amunisi seberat 1.500 ton dari pasukan Aliansi yang dipimpin AS. Sementara Ben Wallace, Menteri Pertahanan Inggris, mengingatkan bahwa jangan terlalu berharap kepada upaya diplomasi.

Menteri Pertahanan Amerika Serikat juga sudah mengumumkan agar pasukannya yang berada di Ukraina mundur, dan mengambil posisi di tempat lainnya. Hal ini dilakukan setelah Rusia dan Belarusia tengah menggelar latihan perang intensif, yang melibatkan sekitar 100.000 tentara di perbatasan Ukraina.

Meski pasukannya ditarik mundur, tetapi Amerika Serikat mengatakan tidak merubah dukungan ke Ukraina.

Sebelumnya Sabtu lalu pemerintah AS juga sudah mengurangi jumlah staf-nya di Kedutaan Besar yang berada di Kiev.

Jika benar Rusia melakukan invasi, maka dolar AS yang menyandang status safe haven akan menjadi buruan pelaku pasar dan rupiah berisiko tertekan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular