Meski Ada Ancaman Perang Dunia 3, Rupiah Juara 2!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
14 February 2022 12:50
Ilustrasi Rupiah dan Dollar di teller Bank Mandiri, Jakarta, Senin (07/5). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih melemah. Rupiah melemah 0,32 % dibandingkan penutupan akhir pekan lalu. Harga jual dolar AS di  bank Mandiri Rp. 14.043. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pada Senin (14/2/2022), di tengah kekhawatiran pecahnya perang Rusia dan Ukraina.

Melansir data Refinitiv, pada pukul 09:00 WIB rupiah di sesi awal perdagangan bergerak menguat 0,07% di Rp 14.340/US$. Rupiah kemudian kembali menguat menjelang tengah hari, terapresiasi 0,14% ke Rp 14.330/US$ pada pukul 11:00 WIB.

Kurs dolar AS pada pagi ini sedang menguat di pasar spot, tercatat penguatannya sebanyak 0,01% di US$ 96.088. Mayoritas mata uang di Asia melemah pada pagi ini, tapi Mata Uang Garuda justru berhasil menjadi Runner Up dan hanya kalah dengan Baht Thailand yang mampu menguat terhadap dolar AS 0,24%.

 

Namun, potensi terjadinya perang di wilayah perbatasan Rusia dan Ukraina dapat menekan rupiah. Jika perang terjadi, maka dolar AS yang termasuk safe havens akan diburu investor.

Pekan lalu, pemerintah AS memberikan peringatan ke warganya yang tinggal di Ukraina untuk segara kembali pulang karena perang dapat terjadi kapan saja.

"Ketakutan yang nyata ketika China mendukung Rusia dan hubungan antara China dan AS menjadi memburuk. Sehingga, mengubah hubungan ekonomi dari negara superpowers tersebut dan berimbas kepada perekonomian dunia," tutur Direktur Perencanaann Upholdings Robert Cantwell dikutip dari CNBC International.

Selain itu, pasar valas juga akan dibayangi oleh kenaikan inflasi yang meningkatkan kecemasan investor. Ditambah lagi dengan harga minyak dunia pada hari ini melonjak, sehingga menambah inflasi dunia.

Pekan lalu, inflasi AS melonjak hingga 7,5% sehingga pasar memprediksikan bahwa bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan ikut menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 50 basis poin. Jika hal tersebut terjadi maka akan membuat dolar AS makin menguat di pasar spot.

Namun, penyebaran Covid-19 di dalam negeri masih menghantui hingga hari ini. Per kemarin, tercatat kasus aktif atau pasien positif yang masih membutuhkan perawatan medis, bertambah 17.499 kasus dan kumulatifnya menjadi 352.839 kasus (7,0%).

Pasien terkonfirmasi positif (RT-PCR/TCM dan rapid antigen), hari ini bertambah sebanyak 44.526 kasus terdiri 43.831 kasus transmisi lokal dan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) 695 kasus. Sehingga angka kumulatifnya, atau jumlah pasien terkonfirmasi positif yang tercatat sejak kasus pertama hingga hari ini mencapai 4.807.778 kasus.

Pemerintah Indonesia berusaha untuk menambah angka vaksinasi, hingga per kemarin, penambahan vaksinasi ke-1 sebanyak 188.282.852 orang. Vaksinasi ke-2 bertambah 557.447 dan penerima vaksinasi ke-3 bertambah 163.806. Sementara target vaksinasi berada di angka 208.265.720 orang.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Dekati Rp 15.000/US$, Begini Kondisi Money Changer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular