Rupiah Tekan Dolar Singapura Meski Dibayangi Isu Perang Dunia
Jakarta, CNBC Indonesia - Meski dibayangi isu perang dunia III, rupiah masih tetap perkasa perdagangan Senin (14/2). Sebagai mata uang emerging market, peningkatan tensi geopolitik antara Rusia dan Ukraina seharusnya membuat rupiah tertekan, tetapi nyatanya masih mampu membuat dolar Singapura melemah di awal perdagangan hari ini.
Pada pukul 10:21 WIB, SG$ 1 berada di kisaran Rp 10.636, dolar Singapura melemah 0,1% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sepanjang pekan lalu, mata Uang Negeri Merlion ini juga melemah 0,32%, meski sebelumnya sempat melesat ke level tertinggi dalam lebih dari 5 bulan terakhir.
Perhatian pelaku pasar saat ini tertuju pada kemungkinan terjadinya perang antara Rusia dan Ukraina.
"Invasi Rusia ke Ukraina bisa dimulai kapan saja. Kami tidak bisa memperkirakan waktunya, tetapi kami sudah sampaikan beberapa kali bahwa kemungkinan itu ada," kata Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Gedung Putih, seperti diwartakan Reuters.
Mengutip Reuters, laporan intelijen AS menyebut bahwa invasi Rusia ke Ukraina akan terjadi Rabu pekan ini, meski tidak ada pejabat Negeri Adidaya yang bisa memberikan konfirmasi. Jika itu sampai terjadi, maka akan menjadi awal dari Perang Dunia III.
"Kami terus memantau dan membagikan kepada dunia bagaimana situasi di sana. Kami akan berupaya mencegah operasi serangan palsu yang mungkin menjadi awalan dari serangan sungguhan," tegas Sullivan.
Oleksii Reznikov, Menteri Pertahanan Ukraina, mengungkapkan negaranya telah menerima bantuan amunisi seberat 1.500 ton dari pasukan Aliansi yang dipimpin AS. Sementara Ben Wallace, Menteri Pertahanan Inggris, mengingatkan bahwa jangan terlalu berharap kepada upaya diplomasi.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat juga sudah mengumumkan agar pasukannya yang berada di Ukraina mundur, dan mengambil posisi di tempat lainnya. Hal ini dilakukan setelah Rusia dan Belarusia tengah menggelar latihan perang intensif, yang melibatkan sekitar 100.000 tentara di perbatasan Ukraina.
Meski pasukannya ditarik mundur, tetapi Amerika Serikat mengatakan tidak merubah dukungan ke Ukraina.
Sebelumnya Sabtu lalu pemerintah AS juga sudah mengurangi jumlah stafnya di Kedutaan Besar yang berada di Kiev.
Bagaimana perkembangan kondisi di Eropa Timur tersebut akan memberikan pengaruh ke pergerakan rupiah, jika benar sampai terjadi perang maka rupiah berisiko tertekan di pekan ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)