Babak Belur! Isu Perang Dunia 3 Bikin IHSG Ambles 1% Lebih

Feri Sandria, CNBC Indonesia
Senin, 14/02/2022 09:50 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah dibuka di zona merah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles lebih dari 1% pada perdagangan Senin (12/2).

Pada awal perdagangan IHSG langsung dibuka drop 0,6% dan selang 15 menit kemudian kembali turun 0,7% ke level 6.764,45.

Terbaru kurang dari satu jam setelah dibuka IHSG tercatat ambles lebih dari 1% dengan level terbawah perdagangan intraday Senin berada di 6.741,41.


Amblesnya bursa saham domestik ini terjadi menyusul meningkatnya ketegangan di Ukraina dan kekhawatiran akan sikap hawkish bank sentral Amerika Serikat (AS).

Tidak hanya itu isu The Fed yang akan mempercepat kenaikan suku bunga secara ekstrem serta kasus Covid yang masih tinggi juga menjadi pemberat utama.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, Saham yang ramai dilego asing adalah Bank Jago (ARTO) dengan net sell mencapai Rp 39 miliar, disusul oleh Merdeka Copper Gold (MDKA) dan Telkom Indonesia (TLKM) masing-masing Rp 23 miliar dan Rp 14,3 miliar.

Nilai perdagangan mencapai Rp 3,58 triliun dengan melibatkan 8,06 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 445.000-an kali. Mayoritas saham melemah yakni sebanyak 347 unit, sementara 143 lain menguat, dan 161 sisanya flat.

Koreksi IHSG terjadi mengikuti tren pelemahan di bursa Asia. Indeks Nikkei Jepang di sesi awal perdagangan jatuh 2%, sementara indeks Topix melemah 1,8%. KOSPI Korea Selatan terkoreksi 1,34%. Namun, indeks S&P/ASX 200 Australia tumbuh 0,44%.

Hang Seng Hong Kong turun 0,73%. Saham di dataran China diperdagangkan di zona negatif di mana indeks Shanghai Composite China turun 0,32% dan Straits Times Singapura terdepresiasi 0,64%.

Kekhawatiran mengenai pergolakan di Ukraina meningkat setelah media AS mengklaim bahwa Rusia akan menganeksasi negara tetangganya tersebut pada Rabu pekan ini, dengan meningkatkan tentara di perbatasan dari 100.000 menjadi 130.000 orang.

Mengutip Reuters, invasi Rusia ke Ukraina tersebut bisa memicu konflik atau perang dalam skala yang lebih besar dengan menyebabkan setidaknya 50.000 korban jiwa. Pelaku pasar mencemaskan efek instabilitas tersebut terhadap pemulihan ekonomi dan bursa global.


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat