Melonjak 75% Sepekan, Ada Keluarga Pangestu di Balik GZCO

Feri Sandria, CNBC Indonesia
10 February 2022 14:10
Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) melambung tinggi pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, Kamis (10/2/2022). Kenaikan ini sudah terjadi selama sepekan terakhir di tengah kelangkaan minyak goreng dan harga CPO yang masih di atas angin.

Pada penutupan sesi I, saham GZCO tercatat menguat 29,55% nyaris menyentuh batas auto rejection atas (ARA) ke harga Rp 114 per saham. Dua hari yang lalu saham ini tercatat naik 34,33% atau menyentuh ARA, meskipun pada perdagangan kemarin harganya terkoreksi 2,22%.

Dalam sepekan saham ini telah melonjak 75,38%. Kenaikan ini berbanding terbalik dengan kinerja keuangan perusahaan yang masih tertekan hingga kuartal ketiga tahun lalu.

Dalam laporan keuangan teranyar, meski gagal mencetak laba, Gozco memang tercatat berhasil memangkas rugi bersih di tengah tumbuhnya penjualan dan pendapatan perusahaan. Sebagai informasi, terakhir kali Gozco mencatatkan laba bersih tahunan (full year) adalah sekitar 7 tahun silam atau pada 2014.

Siapa pemilik Gozco Plantation?

Hingga akhir Januari 2021, Tjandra Mindharta Gozali tercatat sebagai pengendali perusahaan dengan porsi kepemilikan 26,37% sedangkan investor perorangan lain dengan kepemilikan terbesar adalah Prajogo Pangestu.

Selain menjadi pengendali, Tjandra juga tercatat sebagai komisaris utama perusahaan. Ia diketahui mengawali karir di dunia usaha sejak tahun 1967 dan saat ini memiliki saham di beberapa perusahaan nasional serta memimpin beberapa perusahaan di antaranya GOZCO Group.

Gozco Group merupakan konglomerat bisnis yang fokus pada tiga sektor utama yakni perkebunan, jasa finansial melalui Gozco Capital dan properti yang dikelola Gozco Land.

Gozco Capital sebelumnya merupakan pengendali Bank Yudha Bhakti (BBYB), sebelum namanya diganti menjadi Bank Neo Commerce dan pengendalinya berpindah tangan ke fintech yang dimiliki Jack Ma, Akulaku.

Saat ini porsi kepemilikan saham Gozco Capital di BBYB tinggal 14,81%, setalah sekian lama tergerus akibat aksi jual memanfaatkan momentum kenaikan saham yang fantastis. Sepanjang tahun 2021, saham BBYB tercatat naik lebih dari 800%.

Tjandra juga tercatat sebagai salah satu komisaris di BBYB.

Selanjutnya ada nama Prajogo Pangestu yang diketahui menguasai 7,28% saham GZCO. Prajogo Pangestu merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia dengan Forbes menaksir kekayaannya mencapai US$ 6,1 miliar atau setara dengan Rp 88,45 triliun (kurs Rp 14.350/US$) dan menduduki posisi kelima orang terkaya RI

Sebagian besar porsi kekayaannya diperoleh dari kepemilikan perusahaan yang fokus di industri petrokimia. Prajogo membangun perusahaan publik PT Barito Pacific Tbk (BRPT), sebelumnya Pacific Lumber, pada 1993. Di 2007, ia mengakuisisi perusahaan petrokimia Chandra Asri yang kemudian merger dengan Tri Polyta Indonesia.

Perusahaan tersebut kini menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia. Di 2015, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) bekerja sama dengan Michelin, pabrikan ban asal Prancis, di Indonesia, dan terbaru dengan Thai Oil dan Semen SCG.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga CPO Meroket, Pengusaha Dukung Hilirisasi Sawit Mentah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular