Gak Bosen Rekor, IHSG Tembus All Time High Lagi di Sesi 2?
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham-saham domestik masih terus melanjutkan uptrend. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup menguat.
Hingga sesi I perdagangan Kamis (10/2/2022) berakhir, IHSG ditutup naik 0,24% di level 6.851,04. Indeks konsisten bergerak di zona hijau sepanjang perdagangan.
Bahkan IHSG sempat menyentuh level all time high intraday-nya di 6.874,35. Namun setelah itu penguatan terpangkas.
Transaksi tergolong ramai karena nilai turnover mencapai Rp 7,98 triliun yang biasanya di sesi I hanya mencapai Rp 6 triliun.
Asing pun belum bosan dengan memborong saham-saham RI. Di pasar reguler asing tercatat melakukan beli bersih senilai Rp 607 miliar.
Katalis positif yang turut mendongkrak kinerja IHSG adalah hijaunya Wall Street semalam. Indeks Dow Jones Industrial Average melesat 305,28 poin (+0,86%) ke 35.768,06, sementara S&P 500 tumbuh 65,69 poin (+1,45%) ke 4.587,23 dan Nasdaq lompat 295,91 poin (+2,08%) ke 14.490,37.
Di sisi lain, pasar juga menantikan pengumuman Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) hari ini. Konsensus pasar sepakat BI akan mempertahankan suku bunga acuan di 3,5%.
Setelah naik 0,24% di sesi I, bagaimana peluang pergerakan IHSG sesi II? Berikut ulasan teknikalnya.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Jika melihat level penutupan IHSG di sesi I dan indikator BB, tampak bahwa indeks cenderung bergerak naik menuju level resistennya.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Saat ini RSI berada di area 66,88 atau mendekati area jenuh belinya.
Apabila menggunakan indikator teknikal lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), tampak garis EMA 12 dan EMA 26 membentuk pola konvergen atau menyempit.
Penguatan IHSG di sesi II cenderung terbatas mengingat IHSG gagal mempertahankan posisinya di level 6.874,35 dan sudah mendekati level overbought. Indeks akan menguji level 6.834 - 6875 di sesi II.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/vap)