Rupiah Juara Asia, Dua Hari Tak Pernah Sentuh Zona Merah!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
09 February 2022 15:13
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sukses kembali menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (9/2), melanjutkan kinerja positif hari sebelumnya. Bahkan sejak awal perdagangan Selasa kemarin, rupiah tidak pernah masuk ke zona merah.

Melansir data Refintiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,17% di Rp 14.365/US$. Penguatan rupiah sempat terpangkas hingga tersisa 0,1%, sebelum kembali bertambah dan mengakhiri perdagangan di Rp 14.355/US$, menguat 0,24% di pasar spot. 

Dengan penguatan tersebut, rupiah hari ini menjadi juara di Asia. Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia hingga pukul 15:00 WIB.

Aliran modal yang deras masuk ke dalam negeri menjadi sentimen positif bagi rupiah.

Sepanjang bulan Januari lalu, terjadi capital outflow yang cukup besar di pasar obligasi Indonesia. Data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) menunjukkan kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) pada 31 Januari sebesar Rp 887,28 triliun, turun dibandingkan 31 Desember 2021 sebesar Rp 891,34 triliun. Artinya, terjadi capital outflow sekitar Rp 4 triliun.

Tetapi situasi tersebut berubah, pada 5 Februari lalu kepemilikan asing tercatat sebesar Rp 894,06 triliun, artinya terjadi inflow sebesar Rp 6,78 triliun hanya dalam 5 hari saja di bulan ini.

Dengan demikian, secara year-to-date (ytd) hingga 5 Februari lalu, tercatat capital inflow di pasar obligasi sebesar RP 2,72 triliun.

Di pasar saham juga terjadi hal yang sama. Pada perdagangan hari ini investor asing tercatat melakukan beli bersih (net buy) nyaris Rp 1,4 triliun di pasar reguler. Kemudian selama sepekan terakhir net buy tercatat lebih dari Rp 5,8 triliun.

Aliran modal yang masuk tersebut bahkan terjadi meski pemerintah kembali mengetatkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Di awal pekan ini, Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi persnya mengumumkan PPKM wilayah aglomerasi Jabondetabek naik menjadi level 3. Selain itu, ada Bandung Raya, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Bali yang juga naik menjadi level 3.

PPKM yang lebih ketat tentunya bisa menghambat pertumbuhan ekonomi. Tetapi nyatanya para investor masih tetap mengalirkan modalnya ke dalam negeri yang membuat rupiah perkasa dua hari terakhir.

Selain itu, pelaku pasar saat ini menanti pengumuman kebijakan moneter BI Kamis besok yang akan membuat rupiah kemungkinan belum akan menguat tajam.

Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Februari 2022 pada 9-10 Februari 2022. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate tetap bertahan di 3,5%. Seluruh institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus sepakat bulat, tidak ada yang berbeda pendapat.

Jika terwujud, maka suku bunga acuan akan genap setahun berada di 3,5%, tidak pernah berubah. Sejak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) menyerang Tanah Air, BI sudah memotong suku bunga acuan sebanyak 150 basis poin (bps).

Meski demikian, pelaku pasar akan melihat sinyal kapan BI akan menaikkan suku bunga. Sebab, inflasi di dalam negeri kini sudah ke atas 2%, dan bank sentral AS (The Fed) yang akan agresif dalam menaikkan suku bunga di tahun ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Ngeri! 3 Hari Melesat 3% ke Level Terkuat 3 Bulan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular