
PPKM Level 3 Berjalan, Ini Dampaknya ke Ekonomi Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah kembali memberlakukan pembatasan ketat melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 untuk sejumlah wilayah di Jawa-Bali. Kebijakan ini diperkirakan memiliki dampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Adapun wilayah tersebut adalah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek); Bandung Raya; Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY); serta Bali.
Saat ini memang hanya beberapa wilayah di tiap provinsi yang berada di zona merah atau PPKM level 3. Namun, tidak menutup kemungkinan akan meluas seiring dengan upaya menahan laju penyebaran Covid-19 yang didominasi varian Omicron.
Jika menilik ke belakang, setiap pembatasan mobilitas secara ketat diberlakukan, maka laju ekonomi Indonesia yang diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB) melambat. Bahkan bertumbuh negatif.
Pertama, saat PSBB ketat pada 4 April 2020 hingga Juni di Jakarta dan diikuti oleh wilayah lain mampu memukul telak ekonomi Indonesia. Saat itu pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 anjlok 4,19% secara kuartalan (qoq) dan 5,32% dibandingkan dengan tahun 2019 (yoy).
Kedua, PSBB ketat kembali diberlakukan pada 13 September 2020 hingga 11 Oktober berhasil memperlambat laju ekonomi Indonesia sebesar 0,4% qoq pada kuartal IV-2020.
Ketiga, lonjakan kasus Covid-19 saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) memaksa Pemerintah injak rem darurat dan kembali memberlakukan pembatasan ketat pada Januari 2021.
Kali ini ada perubahan nama dari PSBB menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Hasilnya, ekonomi Indonesia kembali meraih pertumbuhan minus 0,94% qoq pada kuartal I-2021.
Keempat, saat varian Delta mengganas memaksa pemerintah menetapkan PPKM Darurat pada bulan Juli 2021 sebagai upaya menahan penyebaran. PPKM darurat dimulai pada Juli hingga Agustus. Ekonomi Indonesia pada kuartal III-2021 tumbuh sebesar 1,55% qoq, melambat dari kuartal sebelumnya sebesar 3,31% qoq.
Kelima, Pemberlakuan PPKM level 3 pada bulan Oktober dan Desember tahun 2021 berdampak pada ekonomi yang melambat. Pada kuartal IV-2021 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 1,06% qoq, melambat dari kuartal sebelumnya 1,55% qoq.
Saat ini, PPKM dengan level ketat di Pulau Jawa akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Nasional. Sebab kontribusi PDB Pulau Jawa terhadap PDB Nasional mencapai 58,55%.
![]() Porsi PDB Provinsi |
Lebih rinci, empat provinsi di Pulau Jawa yaitu Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah jadi kontributor PDB terbesar di Indonesia yaitu dengan 53,66%.
Keempat provinsi tersebut masing-masing memiliki pengaruh 16,52%, 14,85%, 13,42%, dan 8,87% terhadap PDB Nasional. Sisanya yaitu Banten dan DIY berkontribusi sebesar 4,10% dan 0,95% terhadap PDB Nasional.
Hal ini menegaskan bahwa Pulau Jawa masih merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia. Laju pertumbuhan ekonomi provinsi di Pulau Jawa pun beriringan dengan laju PDB Nasional.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi AS 2021 Melesat 5,7% Tertinggi Sejak 1984