Analisis Teknikal

Mulai Kendor, Ke Mana Arah IHSG Hari Ini ?

Putra, CNBC Indonesia
Rabu, 09/02/2022 06:15 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah cetak rekor tertingginya dalam sejarah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,23% di level 6.789,52 pada perdagangan kemarin, Selasa (8/2/2022).

IHSG tercatat sempat menguat di satu jam awal perdagangan. Bahkan IHSG tembus rekor all time high intraday di level 6.860,75. Namun setelah itu IHSG balik arah dan berakhir melemah.

Meskipun melemah, asing tampak getol memborong saham-saham RI. Hal ini tercermin dari net buy asing di pasar reguler senilai Rp 1,29 triliun.


Kinerja keuangan bank-bank besar terutama BUMN membuat asing agresif membeli saham BBRI, BMRI ddan BBNI dengan total net buy mencapai Rp 1,17 triliun.

Bursa saham cenderung bergerak variatif kemarin. Indeks Straits Times memimpin apresiasi dengan penguatan mencapai 1,05%.

Dari dalam negeri investor mencermati dua sentimen utama yakni soal perkembangan Covid-19 dan respons kebijakan pemerintah serta data cadangan devisa.

Peningkatan kasus Covid-19 yang diakibatkan oleh merebaknya varian baru Omicron terutama disumbang oleh kota-kota besar membuat pemerintah akhirnya turun tangan. PPKM di DKI Jakarta dan wilayah sekitarnya dinaikkan menjadi level III.

Dari sisi rilis data, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa RI pada Januari 2022 turun US$ 3,6 miliar menjadi US$ 141,3 miliar.

Penurunan tersebut diakibatkan oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri (ULN) pemerintah serta penurunan penempatan valas perbankan di bank sentral.

Penurunan IHSG juga dipicu oleh kinerja indeks yang sebelumnya sudah cetak rekor sehingga membuka peluang untuk terjadinya koreksi terlebih dahulu.

Untuk melihat arah pergerakan IHSG hari ini, alangkah baiknya pelaku pasar mencermati berbagai indikator teknikal. Berikut ulasannya.

Analisis Teknikal

Foto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG kemarin dan indikator BB, tampak bahwa indeks berhasil ditutup di atas level resistennya meski melemah.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI cenderung bergerak turun yang menunjukkan penguatan momentum jual. Terakhir, RSI masih berada di level 62,19 turun dari level sebelumnya di 64. Namun dengan perkembangan tersebut indeks belum menunjukkan adanya indikasi jenuh beli.

Apabila menggunakan indikator teknikal lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), tampak garis EMA 12 berada di atas garis EMA 26 dan bar histogram bergerak naik.

Jika melihat indikator teknikal maka ada peluang IHSG menguat namun cukup terbatas. Indeks kembali berpotensi menguji level psikologis 6.800 untuk hari ini.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pasang Surut IHSG & Rupiah Tutup Semester I-2025