
Raksasa Migas Inggris Cetak Profit Tertinggi dalam 8 Tahun!

Jakarta, CNBC Indonesia - BP, raksasa minyak dan gas bumi asal Inggris, mencetak laba tertinggi dalam delapan tahun terakhir, yakni mencapai US$ 12,85 miliar atau sekitar Rp 184 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per US$) pada 2021.
Capaian laba pada 2021 ini sangat signifikan bila dibandingkan dengan 2020 yang mengalami kerugian besar yakni sebesar US$ 5,7 miliar. Dicapainya laba pada 2021 ini tak terlepas dari melonjaknya harga minyak dan gas sepanjang 2021.
Mengutip Reuters, Selasa (08/02/2022), perusahaan juga mendorong pembelian kembali saham dan mempercepat rencana untuk mengurangi emisi dengan peningkatan pengeluaran untuk energi rendah karbon.
Namun demikian, capaian laba yang tinggi ini diperkirakan akan mendorong Pemerintah Inggris untuk mengambil pajak lebih besar lagi pada produsen energi sebagai salah satu upaya membantu mengurangi tagihan energi konsumen.
Dalam pernyataannya, BP mengatakan, hasil pencapaian laba tersebut didukung oleh harga dan produksi minyak dan gas yang lebih tinggi, namun di sisi lain juga diimbangi oleh hasil perdagangan minyak yang lebih lemah dan dampak dari biaya energi yang lebih tinggi pada operasi seperti kilang.
Harga gas alam dan listrik di seluruh dunia telah melonjak sejak pertengahan tahun lalu karena pasokan gas yang ketat dan permintaan yang lebih tinggi karena ekonomi pulih dari penutupan pandemi.
BP memperoleh laba $12,85 miliar sepanjang 2021 dibandingkan dengan kerugian US$ 5,7 miliar pada tahun 2020, ketika BP menghapus nilai aset minyak dan gasnya sebesar US$ 6,5 miliar menyusul penurunan permintaan energi.
Utang BP turun menjadi US$ 30,6 miliar pada akhir tahun lalu, turun US$ 8,3 miliar dari tahun sebelumnya.
BP mempertahankan dividennya pada 5,46 sen per saham dan meningkatkan target pembelian kembali sahamnya menjadi US$ 1,5 miliar per kuartal dari US$ 1,25 miliar.
Belanja modal akan tumbuh pada 2022 ke kisaran US$ 14 miliar hingga US$ 15 miliar, naik dari US$ 12,8 miliar pada 2021.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngeri.. Rusia Sebut Harga Minyak Bisa Tembus US$ 300/Barel!