BTN Mau Terbitkan Obligasi Rp 1 T di Q2-2022

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
08 February 2022 14:00
Pelayanan nasabah Bank BTN di Bank BTN, Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pelayanan nasabah Bank BTN di Bank BTN, Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank BUMN yang berfokus pada pembiayaan perumahan, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), berencana menerbitkan obligasi dengan emisi senilai Rp 1 triliun.

Direktur Keuangan, Perencanaan dan Tresuri BTN, Nofry Rony Poetra menyampaikan, penerbitan instrumen surat utang kembali dilakukan pada tahun ini setelah sebelumnya perseroan tidak menerbitkan obligasi sepanjang tahun 2021.

"Penerbitan surat berharga, di 2022 akan rutin menerbitkan obligasi kembali, tahun lalu kita hentikan. Tahun ini kita akan menerbitkan [obligasi] Rp 1 triliun," kata Nofry, dalam konferensi pers, Selasa (8/2/2022).

Rencananya, penerbitan obligasi itu akan dilaksanakan antara kuartal kedua sampai dengan kuartal ketiga tahun ini.

Berbarengan dengan penerbitan obligasi, pada tahun ini perseroan juga sedang memproses rencana penambahan modal dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue.

Direktur Utama BTN, Haru Koesmahargyo menyampaikan, penerbitan rights issue melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) itu masih diproses untuk dilaksanakan pada tahun ini.

"Rencana itu [rights issue] masih di 2022, prosesnya sudah membuat kajian sebagai BUMN dan emiten, kita memperhatikan betul menunggu keputusan pemerintah, rencana masih dalam proses," ungkap Haru.

Sebagai catatan, sebelumnya BTN mengusulkan besaran target dana rights issue senilai Rp 3,3 triliun, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya Rp 5 triliun.

"Namun dari berbagai audiensi, termasuk dengan Kementerian Keuangan kami mengajukan usulan alternatif dua, di mana rights issue akan diturunkan jadi Rp 3,3 triliun, terdiri dari hak pemerintah 60% sebesar Rp 2 triliun dan publik 40% sebesar Rp 1,3 triliun," kata Haru dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (9/9/2021).

Dia mengatakan, apabila alternatif opsi kedua ini diambil, maka kapasitas penyaluran KPR yang semula 1,2 juta unit dalam 5 tahun menjadi 1 juta unit dalam 5 tahun.

Haru mengatakan, hasil rights issue nantinya akan memperkuat struktur pemodalan BTN dengan menjaga rasio CAR di atas minimum regulator pada kondisi yang normal yaitu 15,25%.

"Dana rights issue digunakan sepenuhnya untuk penyaluran kredit, khususnya kredit perumahan. Saat ini BTN memiliki 90% dari total portofolio di perumahan dan 70% adalah KPR, dan ini [dana rights issue] akan digunakan untuk penyaluran KPR selama 5 tahun," bebernya.


(sys/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Analis: Cermati Gerak Saham BBTN Pekan Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular