Analisis Teknikal

Ekonomi RI Q4-2021 Tumbuh 5,02%, IHSG Bisa Lanjut Nanjak Nih

Putra, CNBC Indonesia
07 February 2022 12:36
Seorang pria mengamati layar pergerakan perdagangan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/11/2020). Bursa Efek Indonesia mencatatkan pertumbuhan investor baru di bursa yang signifikan, dimana ada penambahan lebih dari 1 juta Single Investor Identification (SID) saham, reksa dana dan obligasi sehingga total investor sudah mencapai 3,5 juta. Digitalisasi di segala platform menjadi yang terpenting dan mengedukasi masyarakat agar semakin banyak yang berminat untuk berinvestasi di pasar modal. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,69% di level 6.777,65 di sesi I perdagangan awal pekan ini, Senin (7/2/2022).

Indeks konsisten bergerak di zona hijau sepanjang sesi I. Bahkan IHSG sempat tembus level 6.806,73 yang menjadi level tertingginya sepanjang sejarah (All Time High/ATH) untuk periode perdagangan intraday.

Bersamaan dengan penguatan IHSG, asing melakukan aksi beli dengan net buy hampir Rp 1 triliun. Di pasar reguler asing net buy sebesar Rp 927,44 miliar.

Pergerakan IHSG merespons positif kinerja Wall Street yang pekan lalu ditutup menguat. Indeks saham S&P 500 naik 0,52% sedangkan Nasdaq Composite melesat 1,58%.

Selain itu rilis data ekonomi Indonesia yang ciamik juga menjadi salah satu pendorong penguatan aset berisiko domestik.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% secara year-on-year (yoy) di kuartal IV 2021.

Angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan konsensus Trading Economics yang memproyeksikan PDB Indonesia tumbuh 4,9% yoy. Dalam setahun penuh, PDB Indonesia sukses mengalami ekspansi sebesar 3,69% yoy.

Meski sempat terpuruk di kuartal III-2021, ekonomi Indonesia bangkit di kuartal IV-2021 seiring dengan membaiknya kasus Covid-19 dan kinerja ekspor dan investasi yang mentereng.

Setelah ditutup dengan penguatan di sesi I perdagangan hari ini, bagaimanakah kinerja indeks di sesi II nanti? Berikut ulasan teknikalnya.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat level penutupan IHSG di sesi I dan indikator BB, tampak bahwa indeks cenderung bergerak uptrend kuat sejak 27 Januari 2022. IHSG tampak mulai mengakhiri pola sideways atau konsolidasinya.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

RSI cenderung bergerak naik yang menunjukkan penguatan momentum beli. Saat ini RSI berada di level 70,6 yang sebenarnya sudah masuk level jenuh beli.

Namun dengan asing yang net buy jumbo belakangan ini, momentum beli bisa berlangsung lebih lama dan bisa membuat IHSG bertahan cukup lama di level overbought.

Apabila menggunakan indikator teknikal lain yakni Moving Average Convergence Divergence (MACD), tampak garis EMA 12 sudah memotong garis EMA 26 dan membentuk pola divergen (melebar).

Jika melihat indikator teknikal maka ada peluang IHSG menguat. Untuk perdagangan sesi II nanti, IHSG akan menguji level support di 6.731 dan resisten terdekat di 6.806.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular