Harga Burger McD Tunjukkan Dolar Australia Undervalue 20%!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
07 February 2022 13:10
Ilustrasi dolar Australia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Australia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Australia pada perdagangan Senin (7/2) berada di kisaran US$ 0,7090 (70,0 sen) atau menguat 0,2% melawan dolar Amerika Serikat. Meski demikian, nilai tukar dolar Australia dikatakan masih undervalue, bahkan cukup besar.

Meski menguat hari ini, dolar Australia sebenarnya masih belum jauh dari level terlemah dalam 18 bulan terakhir di kisaran US$ 0,6966 (69,66 sen) yang disentuh pada 31 Januari lalu.

Melawan rupiah juga sama, pada akhir Januari lalu dolar Australia nyaris menembus ke bawah Rp 10.000/AU$, terendah sejak Juli 2020, sebelum perlahan rebound. Pada hari ini dolar Australia berada di kisaran Rp 10.206/AU$, atau menguat 0,32%.

Beberapa ekonom melihat dolar Australia saat ini masih sangat undervalue melawan dolar AS. Analis dari Commonwealth Bank of Australia (CBA), Kim Mundy melihat berdasarkan kalkulasi dari indeks harga komoditas bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) dan perbedaan suku bunga relatif di Australia dan Amerika Serikat.

"Estimasi kami fair value dolar Australia berada di kisaran 86 sen AS," kata Mundy sebagaimana dilansir The Guardian, Jumat (4/2).

Dengan demikian, dolar Australia seharusnya bisa menguat sekitar 20% lagi. CBA sendiri memprediksi dolar Australia akan berada di kisaran US$ 0,80 (80 sen) di akhir tahun ini.
Selain itu harga burger Big Mac di McDonald's, juga menunjukkan dolar Australia undervalue lebih dari 20%.

Big Mac indeks dari The Economist yang berdasarkan teori paritas daya beli, menunjukkan harga Big Mac di Australia sebesar AU$ 6,4 dan di Amerika Serikat US$ 5,81.

"Hal tersebut menunjukkan implikasi nilai tukar sebesar 1,1. Perbedaan angka tersebut dengan nilai tukar aktual sebesar 1,42 mengindikasikan dolar Australia undervalue sebesar 22,4%," tulis The Economist yang dikutip The Guardian.

Selain CBA, beberapa bank juga memprediksi dolar Australia akan menguat di tahun ini. Bank ANZ yang memprediksi dolar Australia akan menguat menjadi US$ 0,75 sen, kemudian NAB di US$ 0,77 dan Westpac di US$ 0,78.

Penguatan dolar Australia melawan dolar AS tersebut tentunya juga bisa mengerek nilainya melawan rupiah di tahun ini. Artinya, ada kemungkinan dolar Australia akan semakin jauh ke atas Rp 10.000/AU$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dolar Australia Tak Mampu Tembus Rp 10.700/AU$, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular