
Pekan Ini Lesu, Ada Kabar Baik Nih Buat CPO Pekan Depan!

Jakarta, CNBC INdonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) turun sepekan, di tengah adanya aksi ambil untung (profit taking) oleh investor.
Asal tahu saja, selama sepekan lalu, CPO hanya diperdagangkan tiga hari selama minggu lantaran Bursa Malaysia ditutup dari 1 Februari hingga 2 Februari untuk perayaan Tahun Baru Imlek 2022.
Menurut data Refinitiv, per Jumat (4/2), harga CPO di Bursa Malaysia ditutup di level MYR 5.617/ton. Dalam sepekan, harga CPO turun tipis 0,20%. Namun, sejak awal tahun (ytd), harga CPO melesat 19,59%.
Berdasarkan penjelasan dealer minyak sawit David Ng kepada Bernama, Sabtu (5/2), CPO diperkirakan akan diperdagangkan dengan bias naik pada minggu depan.
Namun, pasar CPO akan mengalami aktivitas profit taking seiring reli harga baru-baru ini.
Berkaca pada hal tersebut, David Ng memproyeksikan harga CPO tersebut akan diperdagangkan antara MYR 5.500 dan MYR 5.750/ton minggu depan.
Sementara itu, trader senior minyak sawit Interband Group of Companies Jim Teh mengatakan, kontrak berjangka CPO diperkirakan akan diperdagangkan dalam mode hati-hati alias cautious seiring para pedagang kembali dari liburan Tahun Baru Imlek.
Jim memperkirakan, harga CPO kemungkinan akan berkisar antara MYR 5.200 dan MYR 5.300/ton.
Sebelumnya, menurut Reuters, harga CPO diperkirakan akan tetap stabil karena pelaku pasar menilai dampak dari kebijakan penjualan baru dari Indonesia.
Diketahui, Malaysia, sebagai produsen minyak sawit setelah Indonesia, sedang krisis produksi berkepanjangan karena cuaca dan terbatasnya tenaga kerja.
Pembatasan ekspor dari Indonesia telah mendorong harga CPO unggul dalam enam bulan terakhir dan menjungkirbalikkan pasar minyak nabati global.
![]() Harga minyak Nabati Global |
Mengacu kepada grafik dari Reuters di atas, harga CPO telah memimpin harga minyak nabati global, disusul oleh minyak rapeseed, minyak biji bunga matahari dan minyak kedelai.
India adalah salah satu destinasi ekspor minyak sawit. Mereka telah meningkatkan pembelian minyak saingan seperti minyak kedelai dan minyak bunga matahari karena harga sawit sangat mahal. Pekan ini, pasar China tutup sepanjang pekan untuk perayaan Imlek, sehingga volume perdagangan secara keseluruhan lebih ringan. Tapi diperkirakan akan meningkat setelah perdagangan China dibuka.
Sementara itu, Ukraina adalah produsen dan eksportir minyak biji bunga matahari. Sehingga ketegangan yang berlangsung antara Rusia dan Ukraina meningkatkan kecemasan di pasar minyak nabati. Artinya, jika ketegangan berlanjut lebih intense lagi, maka akan berpengaruh kepada ekspor minyak biji bunga matahari.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Komoditas Lain Bergerak Variatif, Reli Harga CPO Terhenti