Bursa Asia Cerah Bergairah, Hang Seng Terbang 3% Lebih

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
04 February 2022 16:43
Employees of the Korea Exchange (KRX) pose in front of the final stock price index during a photo opportunity for the media at the ceremonial closing event of the 2018 stock market in Seoul, South Korea, December 28, 2018.    REUTERS/Kim Hong-Ji
Foto: Karyawan Bursa Korea (KRX) berpose di depan indeks harga saham akhir selama kesempatan berfoto untuk media di acara penutupan seremonial pasar saham 2018 di Seoul, Korea Selatan, 28 Desember 2018. REUTERS / Kim Hong- Ji

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia ditutup cerah bergairah pada perdagangan Jumat (4/2/2022) akhir pekan ini, setelah sempat dibuka beragam pada pagi hari ini di tengah koreksinya kembali bursa saham Amerika Serikat (AS) pada Kamis kemarin waktu setempat.

Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup terbang 3,24% ke level 24.573,289, KOSPI Korea Selatan melonjak 1,57% ke 2,750.26, Nikkei Jepang melesat 0,73% ke 27.439,99, Straits Times Singapura menguat 0,44% ke 3.330,73, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terapresiasi 0,71% ke posisi 6.731,39.

Sementara untuk indeks Shanghai Composite China pada hari ini masih ditutup karena masih libur panjang Tahun Baru China atau Imlek, sehingga sepanjang pekan ini, indeks Shanghai tidak diperdagangkan seharipun.

Indeks Hang Seng memimpin penguatan bursa Asia pada hari ini, setelah selama empat hari beruntun tidak dibuka karena sedang libur panjang memperingati Tahun Baru China atau Imlek, sehingga investor di kawasan tersebut mengakumulasi sentimen pasar selama Hang Seng libur.

Selain itu, penguatan saham brand olahraga, teknologi, dan keuangan juga menjadi penopang utama Hang Seng pada hari ini.

Saham ANTA Sports melonjak 6,9%, tertinggi sejak 15 Desember tahun lalu. Sedangkan saingannya yang lebih kecil yakni saham Li Ning terbang 8,2%.

Sementara dari sektoralnya, indeks teknologi Hang Seng melesat 3,05% dan indeks keuangan melonjak 3,49%.

Dari Korea Selatan, data inflasi periode Januari lalu telah dirilis pada hari ini di mana inflasi mendekati level tertinggi dalam satu dekade karena melonjaknya harga bahan bakar dan makanan.

Inflasi dari sisi konsumen (Indeks Harga Konsumen/IHK) Negeri Ginseng pada bulan lalu naik menjadi 3,6% secara tahunan (year-on-year/YoY), lebih tinggi dari perkiraan ekonom dalam polling Reuters yang memperkirakan kenaikan 3,3% dan di atas target bank sentral yakni 2% untuk 10 bulan berturut-turut.

Sedangkan inflasi inti, yang tidak termasuk biaya makanan dan bahan bakar melonjak 2,6% dari tahun sebelumnya, tercepat sejak Desember 2015, menandakan bahwa lonjakan harga bahan bakar dan bahan baku lainnya telah mendorong biaya layanan yang lebih tinggi untuk barang dan jasa.

Bursa Asia yang ditutup cerah bergairah terjadi di tengah kembali terkoreksinya bursa AS, Wall Street pada penutupan perdagangan Kamis kemarin waktu setempat.

Indeks Dow Jones ditutup ambles 1,45%, S&P 500 ambruk 2,44%, dan Nasdaq yang kaya akan teknologi anjlok 3,74%.

Investor di AS yang sebelumnya sempat optimis bahwa emiten teknologi besar berhasil membukukan kinerja keuangan yang kuat pun memudar setelah perusahaan penyedia media sosial Facebook dan Instagram yakni Meta Platforms melaporkan kinerja kuartalan yang mengecewakan.

"Facebook merupakan [saham] pembangun kepercayaan," kata JJ Kinahan, kepala strategi pasar di TD Ameritrade, dilansir CNBC Internasional.

Saham Meta Platforms anjlok 26,4%, setelah perusahaan melaporkan laba kuartalan di bawah ekspektasi. Perusahaan juga mengeluarkan proyeksi pendapatan yang lebih lemah dari perkiraan untuk kuartal saat ini.

Sebelumnya, kinerja keuangan kuartalan dari perusahaan teknologi besar AS yakni Microsoft, Apple, dan Alphabet yang kuat mendorong investor kembali mengoleksi teknologi, mengingatkan mereka bahwa fundamental masih kuat. Tetapi proyeksi Meta Platform yang lemah telah menyebabkan beberapa investor memilih untuk berbalik arah.

Di sisi data ekonomi, klaim tunjangan pengangguran AS pekan lalu diumumkan mencapai 238.000 atau lebih baik ketimbang hasil poling Dow Jones yang memproyeksikan penurunan klaim menjadi 245.000 dari angka sepekan sebelumnya 260.000.

Kemarin, Automatic Data Purchasing (ADP) merilis data slip gaji baru yang terpangkas 301.000 di Januari atau berbalik dari ekspektasi ekonom dalam polling Dow Jones yang memperkirakan tambahan sebanyak 200.000.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular