Ini Dia Aset Jaminan Cuan: Sawit!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
Jumat, 04/02/2022 10:09 WIB
Foto: Panen tandan buah segar kelapa sawit di kebun Cimulang, Candali, Bogor, Jawa Barat (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) naik tipis pada Jumat (4/2/2022). Kemarin, harga komoditas ini terkoreksi karena pasar baru dibuka kembali usai libur Tahun Baru Imlek. 

Pada pukul 09:21 WIB, harga CPO di Bursa Malaysia tercatat MYR 5.518/ton. Naik tipis 0,09% dari posisi penutupan perdagangan kemarin.

Analis Reuters Wang Tao memperkirakan bahwa harga CPO mungkin bisa naik ke kisaran MYR 5.608-5.676/ton karena stabil di sekitar titik support di MYR 5.484/ton. Stabilisasi ini dapat disebabkan oleh selesainya penurunan dari level tertinggi pada 31 Januari. Tapi jika harga CPO menembus harga di bawah MYR 5.484/ton, itu akan membuka jalan untuk turun ke kisaran di MYR 5.366- 5.425/ton.


Sumber: Reuters

Harga minyak sawit berjangka Malaysia berakhir lebih rendah kemarin setelah liburan Tahun Baru Imlek, tapi ada kebijakan baru untuk ekspor terbatas yaitu 20% dari produk domestik dijual di dalam negeri.

Kontrak minyak sawit acuan untuk pengiriman April di Bursa Malaysia Derivatives Exchange ditutup turun 1,23% pada MYR 5.523/ton (US$ 1.314,68/ton). Kontrak mencapai rekor tertinggi MYR 5.700/ton pada akhir Januari. Menurut Reuters, harga CPO diperkirakan akan tetap stabil karena pelaku pasar menilai dampak dari kebijakan penjualan baru dari Indonesia.

Diketahui, Malaysia sebagai produsen minyak sawit setelah Indonesia, sedang krisis produksi berkepanjangan karena cuaca dan terbatasnya tenaga kerja. Pembatasan ekspor dari Indonesia telah mendorong harga CPO unggul dalam enam bulan terakhir dan menjungkirbalikkan pasar minyak nabati global.

Sumber : Reuters

Mengacu kepada grafik dari Reuters, harga CPO telah memimpin harga minyak nabati global, disusul oleh minyak rapeseed, minyak biji bunga matahari dan minyak kedelai.

India adalah salah satu destinasi ekspor minyak sawit. Mereka telah meningkatkan pembelian minyak saingan seperti minyak kedelai dan minyak bunga matahari karena harga sawit sangat mahal. Pekan ini, pasar China tutup sepanjang pekan untuk perayaan Imlek, sehingga volume perdagangan secara keseluruhan lebih ringan. Tapi diperkirakan akan meningkat setelah perdagangan China dibuka.

Sementara itu, Ukraina adalah produsen dan eksportir minyak biji bunga matahari. Sehingga ketegangan yang berlangsung antara Rusia dan Ukraina meningkatkan kecemasan di pasar minyak nabati. Artinya, jika ketegangan berlanjut lebih intense lagi, maka akan berpengaruh kepada ekspor minyak biji bunga matahari.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Adu Strategi Sawit RI di Tengah Tekanan Ekonomi Global