Holding Ultra Mikro Siap 'Kedatangan' 5 Juta Nasabah Baru

Lalu Rahadian, CNBC Indonesia
Kamis, 03/02/2022 19:35 WIB
Foto: Dorong Ekosistem Ultra Mikro, Agen Bank Ini Bantu Sediakan Layanan Keuangan Bagi Pelaku UKM. (Dok.BRI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Holding BUMN Ultra Mikro yang dipimpin PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menargetkan bisa memperluas layanan dan menjangkau 5 juta nasabah baru sepanjang 2022. Hingga akhir 2021, total nasabah ultra mikro (UMi) yang dilayani holding ini telah mencapai 25,2 juta. 

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, 25,2 juta nasabah UMi yang sudah dilayani holding ultra mikro merupakan pengguna produk dan layanan milik BRI, PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM, dan PT Pegadaian (Persero). Jika dirinci, ada 8,1 juta nasabah UMi yang dilayani BRI, kemudian 11,2 juta nasabah dari PNM, dan 5,9 juta nasabah Pegadaian.

"Targetnya di 2022 kami sepakat bertiga menyasar 5 juta nasabah baru. Jadi 25 juta (nasabah) yang lama tetap ditumbuh kembangkan dan ingin dapat 5 juta lagi atau 20% pertumbuhannya," kata Sunarso dalam program Money Talks CNBC Indonesia, Kamis (3/2/2022).


Dalam jangka panjang, holding ultra mikro memasang target bisa melayani seluruh pelaku usaha UMi di Indonesia yang jumlahnya mencapai 45 juta. Target ini dicanangkan tercapai pada 2024. 

Sunarso berkata, jika target tahun ini tercapai, maka akumulasi nasabah UMi yang dilayani holding ultra mikro per akhir 2022 mencapai 30,2 juta. Itu artinya, tersisa sekitar 15 juta pelaku usaha UMi yang harus dijangkau holding ultra mikro hingga 2024.

Selain memperluas layanan demi menjangkau lebih banyak nasabah UMi, BRI juga memastikan tetap konsisten berupaya meningkatkan kapasitas nasabah eksisting sehingga bisa naik kelas, dari nasabah UMi menjadi mikro dan seterusnya. Sunarso berkata, ada dua cara yang dimiliki BRI Group untuk membuat pelaku usaha UMi dan mikro naik kelas.

"Pertama, menaikkelaskan nasabah yang sudah ada dengan sistematis dan struktur sehingga ada journey-nya yang bisa di-tracking dan itu ada aplikasinya. Kedua, mengakuisisi nasabah baru yang kecil-kecil. Maka kami punya jargon go smaller, dan dilayani dengan cepat (go faster), kemudian tak ada tenor tahunan atau bulanan, melainkan tenor harian (go shorter)," katanya.

Demi menumbuh kembangkan pelaku usaha ultra mikro dan mikro, BRI Group akan menggunakan pendekatan edukasi alih-alih advokasi. Menurut Sunarso, pilihan ini ditetapkan karena dinilai lebih efektif mendorong pelaku usaha supaya bisa naik kelas.

"Saya pilih lebih baik edukasi kemudian kita tetapkan apa materinya dan subjeknya. Subjeknya pasti ultra mikro, dan materinya harus tajam. Pertama, harus ditumbuhkan semangat kewirausahaan. Itu harus jadi materi edukasi. Kedua, bagaimana kita ajari mereka bisnis dengan administrasi dan manajerial yang baik. Berikutnya, aksesibilitas harus kita hadirkan kepada mereka terhadap segala informasi tentang bisnis, pasar, dan permodalan. Materi terakhir adalah prinsip berbisnis dengan GCG," tuturnya. 


(bul/bul)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BRI Cetak Laba Rp13,80 Triliun di Q1-2025