
Bursa Asia Ditutup Mixed, KOSPI-STI Melesat, Nikkei Ambruk

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik ditutup bervariasi pada perdagangan Kamis (3/2/2022), di tengah kekhawatiran investor akan ketidakpastian pulihnya ekonomi global dan ketegangan geopolitik yang masih berlangsung.
Indeks Nikkei Jepang ditutup ambles 1,06% ke level 27.241,31, ASX 200 Australia turun 0,14% ke 7.078, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,35% ke posisi 6.683,85.
Sedangkan untuk indeks Straits Times Singapura melonjak 2,04% ke level 3.315,99 dan KOSPI Korea Selatan melesat 1,67% ke posisi 2,707.82.
Sementara untuk indeks Hang Seng Hong Kong dan Shanghai Composite China masih ditutup karena masih libur panjang Tahun Baru China atau Imlek.
Indeks Nikkei ditutup ambles lebih dari 1% pada hari ini karena investor melepas saham teknologi di tengah kekhawatiran atas bisnis game Sony Group dan penurunan laba kuartalan Panasonic.
Saham Sony Group ditutup ambles 6,08%, karena investor khawatir dengan prospek bisnis konsol game yang muncul kembali di tengah kekurangan komponen chip dan persaingan dari pesaing yang lebih besar.
Sedangkan saham Panasonic tergelincir 6,86%, setelah perusahaan konglomerat industri tersebut membukukan penurunan laba operasionalnya pada kuartal ketiga tahun 2021 yang lebih besar dari perkiraan yakni sebesar 44%.
Dari Korea Selatan, data aktivitas manufaktur tumbuh pada laju paling tajam sejak Juli 2021 karena output industri dan pesanan baru meningkat, meski masih dibebani oleh belum pulihnya rantai pasokan.
IHS Markit melaporkan Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) periode Januari 2022 naik menjadi 52,8, dari sebelumnya pada Desember tahun lalu di angka 51,9.
PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya berarti kontraksi, dan di atas 50 berarti ekspansi.
Beragamnya pergerakan bursa Asia-Pasifik pada hari ini terjadi di tengah positifnya kembali bursa saham AS, Wall Street pada penutupan perdagangan Rabu waktu AS.
Indeks Dow Jones ditutup menguat 0,63%, S&P 500 melesat 0,94%, dan Nasdaq Composite terapresiasi 0,5% pada perdagangan kemarin.
Saham teknologi besar AS telah menjadi pendorong utama rebound-nya Wall Street dalam empat hari terakhir, karena investor memfokuskan kembali perhatian mereka pada musim pendapatan, setelah perusahaan teknologi mega cap terus melaporkan hasil kuartalan yang kuat.
Perusahaan teknologi besar di AS bahkan juga sempat memimpin koreksi pada bulan lalu akibat kekhawatiran pasar atas potensi kenaikan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Dari data ketenagakerjaan AS, ADP menunjukkan data penggajian swasta turun 301.000 untuk Januari. Berkebalikan dengan prediksi ekonom dalam survei Dow Jones yang memperkirakan 200.000 pekerjaan swasta bertambah pada Januari lalu.
Gejolak perdagangan pasar saham global pada bulan lalu sebagian besar dipengaruhi oleh rencana agresif The Fed untuk menaikkan suku bunga.
Namun, beberapa anggota The Fed telah memberikan komentar secara terbuka yang meyakinkan banyak pihak bahwa mereka tidak ingin kenaikan suku bunga yang mengganggu pasar keuangan dan beberapa bahkan menyebut The Fed tidak akan menaikkan suku bunga hingga 50 basis poin pada Maret mendatang.
Di lain sisi, ketegangan geopolitik di Eropa timur masih berlangsung setelah Pentagon mengatakan akan memindahkan beberapa pasukannya yang berbasis di Eropa lebih jauh ke timur dan mengerahkan pasukan tambahan yang berbasis di AS ke Eropa.
Pengerahan itu dilakukan saat sekitar 100.000 tentara Rusia dilengkapi dengan persenjataan canggih di perbatasan timur antara Ukraina dengan Rusia dan perbatasan utara dengan Belarus, yang merupakan sekutu Moskow.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Jepang & Aussie Loyo, KOSPI Melesat Nyaris 2%
